Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2020
P. 133

KERUSAKAN EKONOMI DINILAI LEBIH MASIF DARI PANDEMI

              Jakarta,  - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menilai kerusakan ekonomi lebih masif
              dari Pandemi Covid-19.

              Anggota Komisi VI DPR RI itu mengungkapkan, dari 100% yang dites Covid-19, hanya sekitar
              8% saja yang confirm terinfeksi.

              Dan dari angka 8% yang terinfeksi itu, sekitar 6% saja yang meninggal dunia dengan protap
              Covid. Lalu dari 6%, yang meninggal dunia dengan standar covid hanya 5-15%.

              "Jadi dengan statistik itu, maka dapat disimpulkan bahwa covid yang berbahaya dan terbukti
              itu  hanya  di  kisaran  0.072%.  Artinya  biaya  untuk  merawat  pasien  covid  jauh  lebih  rendah
              dibandingkan biaya untuk menyehatkan kembali ekonomi yang hancur," ujar Deddy.

              Deddy melanjutkan, kalau kita berkalkulasi jika 100 juta rakyat Indonesia diuji dan reaktif covid,
              maka  yang  akan  dirawat  berada  pada  angka  sekitar  72.000  pasien.  Kemudian,  bila  kita
              asumsikan bahwa biaya perawatan akan menghabiskan Rp 250 juta per pasien, maka total biaya
              rumah sakit hanya akan mencapai sekitar Rp18 Triliun.

              "Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan ribuan triliun rupiah yang diperlukan untuk recovery
              ekonomi," ujar Deddy.

              Sekarang, lanjut Deddy, bila dilihat sisi ekonominya di sektor UMKM, data BPS menunjukkan
              pekerja  sektor  Informal  di  Indonesia  berjumlah  sekitar  70,4  juta  jiwa.  Dan  bila  kita
              menggunakan data ILO bahwa kemungkinan 70% UMKM berhenti produksi dan 70% itu kita
              asumsikan  sama  dengan  70%  dari  sektor  informal,  maka  yang  berhenti  kerja  dari  sektor
              informal mencapai 49 juta orang.

              "Maka bila kita ambil rerata 1 orang pekerja sektor informal menghidupi 3 orang, berarti ada
              sekitar 149 juta orang yang akan terdampak langsung," ungkap Deddy.

              Kemudian untuk sektor formal, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mencatat hingga 7 April
              sebanyak 1,2 juta orang pekerja terkena pemutusaan hubungan kerja (PHK) dan di rumahkan
              akibat melambatnya perekonomian sebagai imbas Covid-19.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebutkan sektor formal yang dirumahkan
              dan di-PHK melingkupi 39.977 perusahaan. Sektor ini mencakup 1.010.579 orang tenaga kerja.

              Sementara jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal sebanyak 34.453
              perusahaan dan jumlah pekerjanya sebanyak 189.452 orang.

              "Total jumlah perusahaan yang merumahkan pekerja dan PHK sebanyak 74.430 perusahaan.
              Rinciannya, sebanyak 873.090 pekerja dan buruh dirumahkan dari 17.224 perusahaan. Serta
              137.489 pekerja dan buruh kena PHK di 22.753 perusahaan," ungkap Deddy.

              "Jadi, melawan Pandemi dan menyelamatkan ekonomi tidak patut dipertentangkan. Sebab pada
              akhirnya ekonomi itu masalah kemanusiaan juga!" tambahnya..








                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138