Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2020
P. 58

Kalau pemerintah sudah membuat arahan dari protokol itu, maka kita mengacu ke protokol itu.
              Sejauh ini, pengusaha siap. Kita siap memasuki The New Normal.

              Apakah  sudah  dilakukan  rapid  test,  seperti  permintaan  waktu  memasuki  Pembatasan  Sosial
              Berskala Besar (PSBB)?

              Rapid test, itu dulu kita minta diberikan kepada perusahaan. Kita minta dibantu untuk rapid
              testnya. Tapi, sekarang kita tidak tahu gimana. Katanya baru-baru ini mau dilakukan, belum
              ada seminggu. Susahlah kita bicara begitu. Antara harapan dan kenyataan, tak sejalan. Yang
              pasti, kita lakukan PSBB saja dulu.

              Apakah ada jaminan tak ada PHK jelang?

              Tidak  bisa.  Tidak  ada  yang  bisa  menjamin  tidak  terjadi  PHK  dalam  situasi  ini.  Jangan
              mengalihkan tang-gungjawab negara ke kita. Banyak perusahaan tidak ada pendapatan saat
              pandemi ini karena harus tutup. Wajar dong.
              Apakah ada jaminan, hubungan buruh dengan pengusaha akan membaik?


              Pengusaha tergantung ekonominya. Kalau ekonominya tidak ada, gimana. Demand-nya tidak
              ada. Kalau tidak ada, gimana pengusaha bisa survive.

              Yang jelas, status karyawan itu kebanyakan tidak PHK. Mereka dirumahkan atau dicutikan di
              luar tanggungan perusahaan. Kalau PHK, itu mesti bayar pesangon. Tidak ada juga uangnya
              buat bayar pesangon.

              Bagaimana kondisi terkini secara umum?

              Sekarang  kondisinya  stuek.  Status  kekaryawanannya  masih  ada  hubungan  kerja,  tetapi
              pekerjaannya tidak ada. Tidak ada karena memang pasarnya tak ada. Begitu kondisinya. Kita
              juga tidak mau mem-PHK. Kita juga tidak ada pikiran ke sana.

              Pemerintah mclaunching Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) di masa Covid-19. Bagaimana
              sikap pengusaha?

              Tapera  itu  agak  panjang  ceritanya.  Kalau  kami  konsisten  posisinya.  Konsisten  dari  sebelum
              undang-un-dang itu diundangkan. Kami sudah menyampaikan keberatan. Karena, sudah ada
              yang namanya Jaminan Hari Tua atau JIIT. JIIT di BPJS Ketenagakerjaan.

              Tidak perlu badan baru?

              Iya, tidak perlu ada badan baru. BPJS Ketenagakerjaan, sebetulnya sudah bisa di-cover di sana.
              Karena, ada PP Nomor 55 Tahun 2015 yang membolehkan JIIT itu dipakai 30 persen untuk
              biayai perumahan. Itu kalau di JHT, tidak perlu ada iuran tambahan. Intinya itu.

              Bagaimana dengan Tapera yang hendak dilakukan itu?

              Sekarang kan kita disuruh lagi bayar iuran tambahan, 2,5 persen tambah 0,5 persen. Itu beban
              baru. Padahal, sudah ada badannya, BPJS Ketenagakerjaan.

              Sudah ada badannya, kok bikin badan baru lagi. Itu tidak efisien. Lagi pula, itu memberatkan
              pekerja dan pemberi kerja.  jon






                                                           57
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63