Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2020
P. 98

Dari hasil survei tersebut, sekitar 92% penerima manfaat program Kartu Prakerja menyatakan
              pelatihan yang didapat efektif dan dapat membuka peluang untuk diterima kerja di kemudian
              hari. Sedangkan sisanya menyatakan pelatihan tidak efektif.

              "92% penerima manfaat menyatakan efektif. Mereka merasakan manfaat dari pelatihan dan
              mereka punya harapan besar bahwa itu bisa membawa mereka atau meningkatkan kesempatan
              dalam memperoleh kerja. Ada 7,7% yang menjawab tidak efektif. Alasannya karena tidak ada
              praktek langsung. Ini menjadi masukkan yang bagus bagi manajemen pelaksana dan setelah
              situasi  dimungkinkan  bisa  diterapkan  pelatihan  offline,"  ujar  ekonom  TNP2K  Elan  Satriawan
              dalam konferensi pers virtual, Senin (8/6).

              Elan  menambahkan,  dari  survei  tersebut  diketahui  pula  80,8%  dari  200  ribu  responden
              merupakan  pengangguran  pada  saat  mendaftar  program  Kartu  Prakerja.  Angka  itu
              menunjukkan adanya peningkatan jumlah peserta yang menganggur ketika mendaftar program
              Kartu Prakerja.

              Pasalnya, di kuesioner yang sama sekitar 55% dari peserta pelatihan memiliki pekerjaan pada
              Januari 2020, 7% merupakan wirausaha dan sekitar 37% sisanya merupakan pengangguran.

              "Jadi sekitar 80,8% itu tidak memiliki pekerjaan saat mendaftar. Jadi pen-sasarannya dari apa
              yang kita lihat dari dominasi penerima manfaat, ini tepat sasaran," tutur Elan.

              Penerima manfaat program Kartu Prakerja, lanjut dia, diikuti oleh individu berusia 18 hingga 25
              tahun sebesar 48% dan usia 26 hingga 35 mencapai 38%. Padahal rentang usia pendaftar
              program tersebut diperkenankan pada individu berusia 18 hingga 68 tahun.

              Angka tersebut juga serupa dengan kondisi tingkat pengangguran nasional yang didominasi
              oleh usia muda. "Itu mirip dengan tingkat pengangguran nasional yang didominasi penganggur
              muda," terang Elan.

              Adapun peserta pelatihan program Kartu Prakerja didominasi oleh individu dengan pendidikan
              tamatan SMA/SMK hingga 60%, S-1 25,2% dan pendidikan lainnya di bawah 5%.

              Lebih  jauh  Elan  mengungkapkan, sebanyak  96%  responden  menyatakan  program  pelatihan
              Kartu Prakerja mengurangi beban hidup lantaran disisipi bantuan sosial di dalamnya. Sedangkan
              sisanya mengku bantuan sosial yang diberikan tidak berkaitan dengan program tersebut.

              Sebagai informasi, dalam masa pandemi covid-19 ini pemerintah memodifikasi fungsi program
              Kartu Prakerja menjadi semi bantuan sosial. Selain pelatihan, pemerintah memberikan insentif
              sebesar Rp600 ribu per bulan yang diberikan selama 4 bulan sebagai bantuan sosial.

              Totalnya, tiap peserta akan mendapatkan dana sebesar Rp3.550.000 yang dialokasikan untuk
              biaya pelatihan Rp1 juta, insentif Rp2,4 juta dan insentif pengisian survei sebesar Rp150 yang
              akan dilakukan selama 3 kali.

              Pelatihan  Tatap  Muka    Di  kesempatan  yang  sama,  Direktur  Kemitraan  dan  Komunikasi
              Manajemen Pelaksana (Project Office Management/PMO) Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky
              menuturkan, program tersebut kini tengah dievaluasi oleh Komite Prakerja.

              Evaluasi tersebut meliputi penerapan pelatihan tatap muka (offline) di masa kenormalan baru
              (new normal) yang mulai diterapkan di beberapa wilayah Indonesia. Menurut Panji, pelaksanaan
              pelatihan  secara  offline  di  tengah  pandemi  memerlukan  pertimbangan  matang  dan  perlu
              diputuskan secara hati-hati.




                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103