Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2021
P. 51

(P3MI). Ida menegaskan, pekerja migran dapat memilih P3MI yang legal dan bertanggung jawab
              dalam memberikan perlindungan di negara penempatan.
              MENAKER INGATKAN PEKERJA MIGRAN PILIH P3MI LEGAL & BERTANGGUNG
              JAWAB

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengingatkan para Pekerja Migran Indonesia
              (PMI)  agar  lebih  selektif  dalam  memilih  Perusahaan  Penempatan  Pekerja  Migran  Indonesia
              (P3MI). Ida menegaskan, pekerja migran dapat memilih P3MI yang legal dan bertanggung jawab
              dalam memberikan perlindungan di negara penempatan.

              Ia berharap, para PMI dapat memanfaatkan layanan penempatan di Layanan Terpadu Satu Atap
              (LTSA)  dan  mendatangi  kantor  Dinas  Tenaga  Kerja  (Disnaker)  di  daerah  untuk  mengetahui
              proses penempatan PMI yang benar dan prosedural.

              "Ada sejumlah 329 P3MI yang telah memiliki izin dalam artian legal. Kalau mau kerja lagi ke luar
              negeri, jangan lupa pilih P3MI yang benar, legal, dan penuhi prosedur dengan benar. Jangan
              melalui perusahaan penempatan yang ilegal, yang tidak bisa memastikan perlindungan kepada
              teman-teman semua," kata Ida dalam keterangan tertulis, Rabu (25/8/2021).

              Ida  mengungkapkan, pemulangan  129 PMI  hendaknya  menjadi pelajaran  bagi  semua pihak.
              Menurutnya,  bekerja  di  luar  negeri  merupakan  sebuah  pilihan  dan  pemerintah  tak  pernah
              menghalangi hak bagi PMI yang masih ingin kembali bekerja di luar negeri.

              "Pemerintah tak menghalangi, pemerintah memfasilitasi sebagaimana teman-teman bisa bekerja
              dengan nyaman dan memastikan perlindungannya dengan baik," katanya.

              Diketahui, melalui program repatriasi (pemulangan), pemerintah Indonesia memulangkan 129
              PMI menggunakan maskapai Batik Air dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu
              (21/8) pukul 3 dini hari.

              Sebanyak 129 PMI terdiri dari 105 PMI awak kapal Letter Of Guarantee (LG) yang stranded
              (telantar) di perairan Taiwan, 15 PMI Bermasalah/WNI Overstayer, 1 PMI Bermasalah (PMIB)
              sakit paru-paru, dan 8 jenazah mengalami kendala pemulangan karena minimnya penerbangan.
              Sesampainya di Indonesia, dari 129 PMI tersebut, 120 di antaranya dikarantina di Wisma Atlet.

              "Kemnaker  bersama  kementerian/lembaga  lain  telah  berhasil  memulangkan  saudara-saudara
              semua, khususnya para ABK yang telah lama stranded di Perairan Taiwan. Kami ucapkan terima
              kasih  kepada  seluruh  ABK  yang  telah  bersabar  menunggu  pemulangan  ke  Indonesia  hingga
              akhirnya tiba di Tanah Air, pada Sabtu dini hari pada 21 Agustus 2021 lalu," ujar Ida.

              Ida mengakui proses repatriasi 129 PMI terdapat hambatan karena adanya kebijakan border
              restriction (pembatasan perbatasan) dari otoritas Taiwan. Kebijakan tersebut menyebabkan tidak
              diizinkan untuk sign off atau berlabuh di Taiwan.

              Selain itu, kata Ida, pemulangan PMI juga mengalami dua kali penundaan. Pertama direncanakan
              3 Agustus 2021 dan kedua pada 11 Agustus 2021 lalu. Namun atas upaya negosiasi baik dengan
              Perwakilan Taiwan di Jakarta dan yang berada di Taiwan, akhirnya para PMI dan awak kapal
              dapat dipulangkan.

              "Program  repatriasi  ini  merupakan  bentuk  hadirnya  negara  dalam  melindungi  setiap  warga
              negara, termasuk PMI awak kapal di manapun mereka berada. Pemulangan ini juga merupakan
              komitmen pemerintah dalam perlindungan PMI, khususnya kami di kementerian yang menangani
              bidang tenaga kerja, termasuk PMI," katanya.



                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56