Page 163 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 163
MENAKER: PELATIHAN VOKASI PENTING UNTUK PEMANFAATAN BONUS
DEMOGRAFI
Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menegaskan pentingnya pelatihan
vokasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia mengingat Indonesia akan mencapai
masa bonus demografi yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara cepat agar kita dapat
bersaing di tingkat global dan memanfaatkan bonus demografi yang kita miliki," tegas Menaker
Ida dalam Pelatihan Vokasi Award 2021 yang diikuti secara virtual dari Jakarta pada Kamis.
Ida menyebut kondisi ketenagakerjaan saat ini dan di masa mendatang menuntut para pekerja
dapat belajar bekerja memanfaatkan waktu luang secara simultan dan terus-menerus untuk
mengembangkan diri.
Hal itu menjadikan pelatihan vokasi, reskilling dan upskilling menjadi salah satu kebutuhan bagi
para pekerja untuk meningkatkan kompetensi menghadapi persaingan.
Ida mengatakan terdapat ancaman Indonesia menjadi negara yang "tua" dan "miskin" bila tidak
memanfaatkan periode bonus demografi, di mana penduduk usia produktif akan lebih besar dari
yang tidak produktif.
Peningkatan kompetensi perlu dilakukan untuk dapat mendorong tenaga kerja Indonesia bisa
bersaing di tingkat global.
"Saya yakin pelatihan vokasi dengan berbagai keunggulannya akan menjadi solusi untuk
percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil," ujarnya.
Terkait Pelatihan Vokasi Award 2021 yang pertama kali diselenggarakan Kemnaker, dia
mengatakan hal itu bukanlah sekedar merefleksikan torehan prestasi di bidang pelatihan vokasi
tapi juga melambangkan spirit dan komitmen terus membangun keunggulan di tengah
perubahan.
"Ketika kondisi sosial ekonomi diwarnai oleh aneka macam disrupsi dan ketidakpastian, ternyata
tetap banyak penggiat pelatihan vokasi yang mampu menuliskan kisah kesuksesan dengan tinta
emas. Ketangguhan mereka menjadi salah satu bukti kekuatan SDM Indonesia, yang tak
gampang menyerah meski dihantam gelombang masalah, " demikian Ida Fauziyah.
162

