Page 160 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 160
WNI KORBAN KAPAL TENGGELAM DI MALAYSIA DIDUGA KUAT PARA PEKERJA
MIGRAN ILEGAL
JAKARTA - WNI yang menjadi korban kapal tenggelam di Johor Bahru Malaysia diduga kuat
merupakan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berangkat lewat jalur tidak resmi atau
ilegal.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)
Benny Rhamdani pada konferensi pers virtual hari Kamis (16/12/2021).
"PMI diduga kuat berangkat lewat jalur tidak resmi dari Tanjung Balau, 90 km dari pelabuhan
resmi di wilayah Tanjung Pinang Kepulauan Riau menuju Johor Bahru Malaysia," kata Benny.
Benny menegaskan penempatan PMI illegal masih kerap dilakukan oleh para mafia atau sindikat
penyalur pekerja migran. Sebagaimana diketahui, pemerintah Malaysia belum membuka
penempatan pekerja migran.
Akan tetapi upaya penempatan PMI illegal masih kerap ditemui dan dilakukan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.
"Ini adalah tragedi kemanusiaan, ini adalah kejahatan kemanusiaan, dimana negara harus
mengambil posisi dan sikap untuk tidak mentoleransi setiap kejahatan yang dilakukan oleh
siapapun, atas nama apapun dan dibekingi siapapun," kata Benny.
Benny berujar bahwa peristiwa Johor Bahru, berdasarkan informasi yang ia peroleh, bukan
merupakan hal yang baru. Pengiriman PMI illegal seperti ini sudah kerap terjadi berkali-kali,
bahkan jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala BP2MI.
Ia berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai upaya untuk membuka tabir kejahatan
kemanusiaan yang tekait penempatan PMI ke Malaysia. Ia berharap kejadian ini menjadi pintu
masuk untuk membongkar siapapun dibalik penempatan PMI secara ilegal ke Malaysia di
Kepulauan Riau, dimulai dari bandar hingga para pemodalnya.
Benny menegaskan, BP2MI tidak akan pernah berkompromi dengan para pelaku kejahatan
kemanusiaan.
"Kita akan mengejar mereka sekalipun kewenangan hukum bukan kewenangan BP2MI, tapi kita
akan terus berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum," ujarnya.
Benny mengatakan ada sekira 50 PMI yang berada di kapal atau speedboat yang digunakan para
PMI menuju Johor Bahru.
Berdasarkan informasi dari Konsulat Jenderal RI Johor Bahru, Sunarko, dari 50 orang yang ada
di speed boat tersebut sekira dua puluhan orang masih belum ditemukan dan masih dalam
penyisiran tim SAR.
Sementara itu 11 korban dinyatakan meninggal dunia, 14 lainnya berhasil selamat dari maut.
"Korban selamat sudah dilakukan swab test, sehingga belum bisa ditemui oleh pihak Indonesia,
atau KJRI sebagai perwakilan kita," kata Benny.
Korban meninggal belum diketahui secara pasti identitasnya, karena tidak ada identitas yang
melekat di jenazah. Benny berujar kondisi para korban meninggal masih dalam keadaan baik
dan utuh.
159

