Page 259 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 259

KEMENAKER JELASKAN TERKAIT SERTIFIKAT K3 KEPADA KPK

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memberikan klarifikasi terkait pemanggilan Komisi
              Pemberantasan  Korupsi  (KPK)  terhadap  Direktur  Jenderal  Binwasnaker  dan  K3,  Haiyani
              Rumondang.

              Pihak  Kemenaker  yang  hadir  dalam  pemanggilan  KPK  tersebut  adalah  Direktur  Bina
              Kelembagaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Hery Susanto.

              Hery  mengatakan,  pemanggilan  KPK  terhadap  Dirjen  Binwasnaker  dan  K3  untuk  meminta
              konfirmasi terkait sejumlah sertifikat K3.

              "KPK memanggil Bu Dirjen Haiyani hanya untuk meminta konfirmasi terhadap beberapa Sertifikat
              K3," ucap Hery melalui keterangan tertulis, Kamis (16/12/2021).

              "Jadi ini bukan sebagai tersangka, tetapi sebagai saksi dalam kasus tindak pidana korupsi. Ingat
              ini hanya untuk mengklarifikasi tentang fungsi Kemenaker dalam hal ini Ditjen Binwasnaker dan
              K3 yang mengeluarkan produk sertifikat K3," imbuhnya.

              Hery menjelaskan, sertifikat K3 digunakan operator K3 pada waktu pembangunan Jalan Lingkar
              Pulau Bengkalis (multiyears) di Kabupaten Bengkalis, Riau, pada 2013 sampai dengan 2015.
              Penerbitan sertifikat K3 tersebut karena ada beberapa pekerja sebagai operator alat berat yang
              menggunakan lisensi dari kementerian.

              Ia mengatakan ada 10 sertifikat yang dikonfirmasi KPK.

              "Kita memang menerbitkan sertifikat K3, khususnya untuk keselamatan dan kesehatan kerja
              operator," ucapnya.

              Sebagaimana  diberitakan  Haiyani  Rumondang  tidak  memenuhi  panggilan  pemeriksaan  tim
              penyidik KPK, Rabu (15/12/2021).

              Haiyani sedianya diperiksa tim penyidik sebagai saksi kasus dugaan korupsi proyek multi years
              peningkatan jalan di Bengkalis untuk melengkapi berkas mantan Sekda Dumai, M Nasir dalam
              kapasitasnya selaku Kadis PUPR Kabupaten Bengkalis.

              Meski demikian, Haiyani mengutus anak buahnya, Direktur Bina Kelembagaan Keselamatan dan
              Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan
              dan Kesehatan Kerja Kemenaker, Hery Sutanto, untuk menghadiri pemeriksaan tim penyidik KPK.

              “Haiyani Rumondang yang bersangkutan tidak hadir dan telah diwakilkan oleh Hery Sutanto,”
              kata Plt Jubir KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu (15/12/2021).

              Dalam  pemeriksaan  terhadap  Hery,  tim  penyidik  mencecarnya  mengenai  legalitas  sertifikasi
              keahlian sejumlah pihak di PT Wika Sumindo Joint Operation. KPK menduga sertifikasi keahlian
              itu tidak sesuai persyaratan untuk mengikuti proyek jalan lingkar Bengkalis.

              “Adapun yang dikonfirmasi antara lain terkait legalitas sertifikasi keahlian dari beberapa pihak di
              PT  Wika  Sumindo  JO  yang  diduga  tidak  sesuai  persyaratan  teknis  dalam  mengikuti  proyek
              pembangunan Jalan lingkar pulau Bengkalis (multi years) di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau
              tahun anggaran 2013 sampai dengan tahun anggaran 2015,” kata Ali.

              Diketahui,  KPK  menetapkan  10  orang  sebagai  tersangka  baru  dalam  pengembangan  kasus
              proyek  jalan  di  Kabupaten  Bengkalis  tersebut.  Pertama,  pada  proyek  peningkatan  proyek
              peningkatan  Jalan  Lingkar  Bukit  Batu-Siak  kecil  (multi  years)  di  Kabupaten  Bengkalis  Tahun
              Anggaran  2013-2015  dengan  nilai  kerugian  sekitar  Rp  156  miliar,  KPK  menetapkan  tiga

                                                           258
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264