Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 MARET 2020
P. 67

dengan denda tidak lebih dari RM1.000 atau dipenjara tidak lebih dari enam bulan
               kurungan atau kedua-duanya.

               "Kondisi secara umum di Malaysia sangat sepi dan sunyi. Tidak ada lagi aktivitas
               berkumpulnya masyarakat umum dan aktivitas bekerja sehari-hari. Tak terkecuali
               kondisi masyarakat Indonesia yang ada di Malaysia, khususnya bagi pekerja migran
               Indonesia (PMI) yang mencari nafkah di Malaysia juga mau tidak mau harus tunduk
               dan patuh terhadap kebijakan Pemerintah Malaysia," ujar Direktur Pusat
               Penyelesaian Permasalahan Warga Negara Indonesia di Malaysia (P3WNI) Dato' M
               Zainul Arifin dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews , Kamis 26 Maret 2020.

               Menurut dia, kondisi PMI di Malaysia sangat memprihatinkan. Sudah hampir dua
               pekan mereka tidak diperbolehkan bekerja sebagaimana mestinya karena kebijakan
               Pemerintah Malaysia untuk mencegah menularnya Covid-19 lebih besar.

               "Pada prinsipnya kita mendukung kebijakan Pemerintah Malaysia menjaga warga
               negaranya, termasuk warga asing khususnya warga negara Indonesia agar tetap
               sehat. Tetapi perlu diperhatikan dan dianggap penting bahwa pekerja migran
               Indonesia yang bekerja di Malaysia memiliki kondisi sangat berbeda dengan PMI
               yang bekerja di negara lain seperti Hong Kong, Taiwan, Macau, Timur Tengah dan
               lainnya. Sebab PMI di Malaysia saat ini masih banyak yang bekerja untuk kebutuhan
               sehari-hari. Artinya satu hari tidak bekerja maka tidak bisa memenuhi kebutuhan
               hidupnya," tuturnya.

               Menurut Zainul Arifin, pekerja Indonesia di Malaysia lebih takut "virus kelaparan"
               ketimbang Coron. Sebab jika tidak bisa bekerja maka mereka tidak bisa makan.

               "Kondisi PMI kita di Malaysia banyak yang bekerja di sektor informal seperti
               pembangunan infrastruktur, buruh pabrik perkilangan, restoran, cleaning service,
               serta lainnya yang mana mereka mendapatkan gaji ada perhari, per minggu,"
               katanya.

               Menurut dia, masih banyak PMI di Malaysia yang non-prosedural, yaitu mereka yang
               digolongkan sebagai Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI), dan ada juga PMI yang
               memiliki permit (izin) kerja tidak sesuai dengan peruntukannya. Seperti permit kerja
               di sektor perkebunan digunakan bekerja di sektor restoran.

               "Artinya banyak PMI bekerja di Malaysia yang sebagiannya tidak memiliki majikan,"
               tutur pria asal Bangka yang menikah dengan warga negara Malaysia ini.

               Karena itu, pihaknya meminta kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
               Anggota DPR RI dan Perusahaan Penempatan Jasa TKI Swasta (PJTKIS)/P3MI untuk
               peduli dan ikut memikirkan nasib para PMI yang kondisinya saat ini kesulitan untuk
               memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan tidak bisa pulang ke kampung halaman.

               "Peran pemerintah penting untuk memikirkan masalah ini sebab di dalam UU Nomor
               18 Tahun 2017 tentang Perlindungan PMI, disebutkan PMI harus dilindungi dan



                                                       Page 66 of 166.
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72