Page 295 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 DESEMBER 2021
P. 295

PENGUSAHA DAN BURUH PERLU KOMUNIKASI YANG BAIK

              Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berharap protes yang disampaikan stakeholder
              buruh terkait penetapan upah minimum provinsi (UMP) dapat ditanggapi secara seimbang oleh
              pemerintah daerah.

              Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Mardani H Maming menilai, saat ini masih
              banyak kalangan pengusaha yang terdampak pandemi Covid-19, sehingga pengusaha ini pasti
              akan semakin sulit menjalankan usahanya jika UMP naik di atas kemampuan mereka.

              "Untuk merencanakan besaran UMP memang perlu komunikasi yang intensif dan baik antara
              pengusaha, pemerintah, dan stakeholder buruh.

              Sebaiknya memang tidak di luar batas kemampuan pengusaha," ujar Maming, dalam keterangan
              tertulis yang disampaikan kepada Suara Merdeka, Jumat (3/12).
              Menurutnya, angka yang sudah ditetapkan oleh Kemenaker, yaitu rata-rata kenaikan UMP 2022
              sebesar 1,09 persen sudah dihitung berdasarkan kelayakan hidup. Tak hanya kenaikan upah
              sesuai  dengan  kebijakan  pemerintah,  mantan  Bupati  Tanah  Bumbu,  Kalimantan  Selatan  itu
              menilai, pemerintah juga memberi subsidi untuk mengurangi pengeluaran bagi buruh.

              "Hipmi  menyambut  baik  penetapan  UMP  2022.  Kami  pengusaha  memandang  buruh  kerja
              sebagai  mitra  kami  sehingga  kami  harus  memiliki  kebijaksanaan  dalam  memberikan
              kesejahteraan dan kepastian untuk para buruh karena buruh itu merupakan aset perusahaan
              juga," ucapnya.

              Sudah Rasional

              Maming juga mengakui UMP yang ditetapkan di daerah sudah rasional. Karena itu, dia meminta
              pemerintah daerah dan masyarakat juga melihat realitas perekonomian Indonesia saat ini yang
              sedang dilanda pandemi Covid-19.

              "Jika memang kondisi ini dirasa berat, harus dilihat juga dari sisi pengusaha yang mengalami
              kesulitan menjalankan usaha. Karena itu, perlu balancing. Kita mesti bisa sur-vive untuk kondisi
              sekarang," ungkapnya.

              Jika UMP yang ditetapkan di atas kemampuan pengusaha, dampak terburuk yang akan terjadi
              adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tentu hal itu tidak diinginkan oleh semua pihak,
              juga berisiko bagi realisasi investasi.

              "Tentu kami tahu negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand memasang tarif UMP
              yang rendah untuk menarik investor masuk. Namun perlu juga melihat kondisi pengusaha dalam
              negeri sehingga tidak membuat chaos berbagai pihak. Buruh tidak diuntungkan dan pengusaha
              pun merugi. Kita sama-sama cari win-win solu-tion," tutupnya, (bn-40)

















                                                           294
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300