Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2019
P. 48
Namun demikian, sangat disayangkan, ditengarai penggunaan dan pemanfaatan
SDM di lingkungan PNS bagi pencapaian tujuan organisasi belum optimal.
Beberapa indikasinya antara lain ketidaksesuaian penempatan pegawai dan
ketiadaan jenjang karier yang jelas. Berdasarkan survei tahun 2018 oleh Australia
Awards Indonesia, hanya 60 persen orang Indonesia lulusan Australia mendapat
posisi manajerial lebih tinggi pas-capulang sekolah.
Ada tidak sinkron pengembangan pegawai dan kebutuhan institusi. Kemudian,
belum banyak birokrat yang menilai penelitian (evidence based) itu penting dalam
penyusunan peraturan. Mereka lebih membutuhkan pegawai administratif atau
keterampilan tertentu. Hal ini mengakibatkan pegawai pendidikan tinggi kurang
optimal diberdayakan (idle ca-pacity).
Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Hanif Dhakiri, menyebutkan 63 persen pekerja
menempati jabatan tidak sesuai dengan bidang pendidikan. Hal ini harus segera
diatasi karena jika dibiarkan akan menurunkan produktivitas. Akibatnya,
penambahan beban pengeluaran. Kejadian miss-rnatch semanyatakan, jumlah ASN
sekitar 4,5 juta. Tapi yang bergelar doktor hanya sekitar 2 persen atau 90.000.
Tahun 2019 ditargetkan ada 5 persen doktor. Taruhlah target tahun 2019 ini
tercapai, maka jumlah ASN bergelar
cam itu menimbulkan opportunity cost yang tidak sedikit baik dari sisi waktu, upaya,
maupun dana. Ilmu yang telah dipelajari bertahun-tahun tidak terpakai secara
optimal.
Tanggal 31 Agustus 2018, KPK menemukan penempatan tenaga yang tidak sesuai
dengan keahlian oleh pemerintah kabupaten (Penakah) Timor Tengah Selatan
(TTS). Misalnya, sarjana pertanian ditempatkan di rumah sakit umum daerah
(RSUD) Soe. Ada juga sarjana agama ditaruh di dinas kesehatan.
Selanjutnya, berdasarkan karya tulis Arifin (2017) pada Simposium Pendidikan
Tema Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Pendidikan Nasional Menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tanggal 7 Desember 2017 di Gedung Nusantara IV, Kompleks
MPR/DPR, diinformasikan bahwa dari 230.633 dosen, hanya 26.199 (11 persen)
bergelar doctor. Kemudian 134.522 (58 persen) bergelar magister.
Kebutuhan ideal dosen S2 dan S3 dengan mahasiswa adalah 1:15 atau 1:20.
Dengan jumlah mahasiswa 5.896.419 (BPS, 2017), diperlukan paling tidak 300.000
dosen bergelar magister dan doktor. Lebih lanjut, Arifin menjelaskan Indonesia
hanya memiliki 9.200 peneliti. Artinya, 40 peneliti untuk satu juta penduduk.
Page 47 of 131.