Page 52 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 SEPTEMBER 2021
P. 52

positive - Reisqita Vadika (Psikolog Klinis SDM RS Husada Undaan Wetan) Dalam kemampuan
              bekerja,  biasanya  disabilitas  intelektual  kategori  mild-moderate  masih  bisa.  Untuk  severe-
              profound biasanya skill acquisition terbatas dan akan butuh supervisi secara kontinu

              negative - Reisqita Vadika (Psikolog Klinis SDM RS Husada Undaan Wetan) Contohnya terkait
              stigma 'ke psikolog/psikiater = gila' pada sebagian lapisan masyarakat sudah mulai luntur setelah
              cukup lama mental health awareness dipromosikan

              positive  -  Reisqita  Vadika  (Psikolog  Klinis  SDM  RS  Husada  Undaan  Wetan)  Misalnya  dari
              pemerintah,  mungkin  bisa  membuka  lebih  banyak  lapangan  pekerjaan  untuk  anak  dengan
              intellectual disability pada institusinya terlebih dahulu.



              Ringkasan
              Di  Kedaibilitas,  ia  belajar  merintis  dan  mengembangkan  usaha  bersama  para  penyandang
              disabilitas lainnya. Mereka berkreasi mengolah penganan dan kerajinan. Tak hanya itu, bersama
              para mentornya ia juga berlatih mengelola arsip, surat menyurat dan pencatatan keuangan. Ia
              yakin suatu saat ia bisa diterima kerja di sebuah perusahaan. "Nanti kalau sudah diterima kerja,
              saya juga mau melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri." Nanda tak sendiri. Di ruangan berbeda,
              Zulmy Erian (28) juga tampak sibuk mengolah adonan. Pria ini tampak berhati-hati saat menakar
              bahan untuk adonan kue. Tangannya silih berganti dari menimbang telur, mengaduk gula, susu
              dan sejumlah bahan lainnya. "Ini sedang bikin adonan pie susu," ujarnya.



              PENYANDANG DISABILITAS MELAWAN STIGMA DEMI HIDUP SETARA

              Peluh di dahi Nanda (25) terlihat mengilap. Uap dari panas oven membuat wajahnya basah oleh
              keringat. Namun mulut Nanda tak berhenti tersenyum karena kue pie susu besutannya matang
              dengan sempurna.

              Nanda adalah satu dari puluhan penyandang disabilitas intelektual yang tergabung dalam unit
              usaha bernama Kedaibilitas. Sebuah kedai yang beranggotakan para penyandang disabilitas di
              Surabaya, Jawa Timur. "Ini pienya sudah matang," ujar Nanda, sembari menenteng nampan
              yang masih panas.

              Sebelum bergabung di Kedaibilitas, lulusan salah satu SMA Inklusi di Kota Pahlawan ini mengaku
              sempat mengenyam kuliah di sebuah kampus swasta di Surabaya. Namun itu tak berlangsung
              lama. Nanda tak betah karena kerap di- bully oleh teman-teman kuliahnya.

              "Dulu  pernah  kuliah,  cuma  dua  minggu  sudah  keluar,  ya  [karena]  di-bully,"  ujarnya  saat
              berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (9/11).

              Setelah  memutuskan  tak  melanjutkan  kuliah,  Nanda  sempat  bekerja  sebagai  buruh  kasar  di
              sebuah  perusahaan  swasta  di  Surabaya.  Pekerjaan  itu,  didapatkan  berkat  pertolongan  dari
              teman ibunya.

              Namun di tengah jalan, perusahaan itu tiba-tiba memberhentikannya tanpa alasan yang jelas.
              "Saya sempat kerja di kantor punya teman mama, tapi cuma sebentar," ujarnya mengenang.
              Orang  tua  Nanda  kemudian  mendaftarkannya  ke  sebuah  lembaga  pendidikan  warga  negara
              berkebutuhan khusus. Di samping itu, ia juga bergabung ke unit usaha Kedaibilitas. Alasannya,
              Nanda ingin membuktikan bahwa dirinya bisa mandiri. Ia tak mau terus bergantung pada orang
              tuanya. Beruntung, kata dia, ayah ibunya mendukung niatnya itu.

                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57