Page 54 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 SEPTEMBER 2021
P. 54
Reisqita menjelaskan, disabilitas intelektual dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori,
berdasarkan tingkat kemampuan dan inteligensi atau Intelligence Quotients (IQ).
" Intellectual disability ditinjau dari adaptive functioning -nya dalam kehidupan sehari-hari.
Kategorinya ada mild, moderate, severe, profound," kata Risqita.
"Dalam kemampuan bekerja, biasanya disabilitas intelektual kategori mild-moderate masih bisa.
Untuk severe-profound biasanya skill acquisition terbatas dan akan butuh supervisi secara
kontinu," ujarnya menambahkan.
Menghapus stigma dan diskriminasi kepada penyandang disabilitas memerlukan waktu dan kerja
sama banyak pihak. Wawasan masyarakat tentang jenis disabilitas ini harus ditingkatkan agar
para penyandangnya bisa memperoleh hak-hak hidup secara normal.
Ia mencontohkan, hal itu sama seperti saat mengedukasi masyarakat untuk menghapus stigma
kepada penderita kesehatan mental. Butuh banyak pihak, dan berbagai platform hingga kini
publik sadar dan peduli akan kesehatan mental.
"Contohnya terkait stigma 'ke psikolog/psikiater = gila' pada sebagian lapisan masyarakat sudah
mulai luntur setelah cukup lama mental health awareness dipromosikan," kata Risqita.
Dalam konteks disabilitas, selain edukasi masif, kebijakan-kebijakan pemerintah dan
implementasiannya juga sangat diperlukan. Misalnya, dengan membuka lebih banyak lapangan
kerja bagi disabilitas.
"Misalnya dari pemerintah, mungkin bisa membuka lebih banyak lapangan pekerjaan untuk anak
dengan intellectual disability pada institusinya terlebih dahulu." Dengan cara itu, kata dia,
pemerintah bisa mengedukasi publik, sekaligus memberi bukti bahwa penyandang disabilitas
intelektual juga bisa kerja dengan pelatihan yang tepat.
53