Page 52 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2021
P. 52

Ringkasan

              Tenaga  kerja  di  Tanah  Air  masih  mengalami  kendala  yang  sangat  pelik  dalam  urusan
              keselamatan dan kesehatan kerja atau K3. Salah satu contoh kasus yang menandakan belum
              berlangsungnya  penerapan  K3  yang  baik  di  Indonesia  ialah  pelecehan  seksual  yang  terjadi
              kepada pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Undang-Undang No 1/1970 yang mengatur
              keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 dinilai sudah ketinggalan zaman dari perlu diperbarui.
              UU itu hanya menghukum denda Rp 100.000 bagi pelanggar aturan keselamatan kerja.



              KEKERASAN DI TEMPAT KERJA KISAH USANG YANG TERUS BERULANG

              Undang-Undang No 1/1970 yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 dinilai
              sudah ketinggalan zaman dari perlu diperbarui. UU itu hanya menghukum denda Rp 100.000
              bagi pelanggar aturan keselamatan kerja.

              Tenaga  kerja  di  Tanah  Air  masih  mengalami  kendala  yang  sangat  pelik  dalam  urusan
              keselamatan dan kesehatan kerja atau K3. Salah satu contoh kasus yang menandakan belum
              berlangsungnya  penerapan  K3  yang  baik  di  Indonesia  ialah  pelecehan  seksual  yang  terjadi
              kepada pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

              Pria berinisial MS mendapat perlakuan tidak senonoh oleh beberapa rekan kerjanya di KPI Pusat.
              Tidak hanya mendapat kekerasan verbal dan fisik, kekerasan seksual juga menderanya.
              Kasus itu sempat heboh di jagat maya saat MS yang merupakan korban memberanikan diri untuk
              menceritakan hal yang dialaminya. Sampai saat ini, kasus itu masih belum menemui titik temu
              dan para pelaku masih tetap bekerja di KPI Pusat.

              Kordinator  Program  untuk  Penghapusan  Kekerasan  di  Tempat  Kerja,  International  Labour
              Organization (ILO), Reti Sudarto, menekankan ada tiga hal yang dapat menyebabkan terjadinya
              kekerasan di tempat kerja. Pertama, kekerasan yang terjadi di antara sesama rekan kerja. Kedua,
              dilakukan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada sesama rekan kerja yang lebih senior atau
              memiliki kewenangan atau kekuasaan.

              “Ini yang jarang terjadi, dari bawahan ke atasan. Namun, kalau ini terjadi, biasanya dialami oleh
              atasan perempuan yang dilakukan oleh bawahan laki-laki yang menyebabkan ketidakamanan di
              tempat  kerja,"  ungkapnya  dalam  Konferensi  Pers  Aliansi  Jurnalis  Independen  (AJI)  dan
              International Labour Organization (ILO) bertajuk Meningkatkan K3 dan Budaya Tempat Kerja
              yang Bebas Kekerasan, Selasa (14/12) lalu.

              Ketiga,  lanjut  Reti,  ialah  kekerasan  yang  dilakukan  oleh  pihak  ketiga.  Kekerasan  itu  bukan
              dilakukan rekan kerja atau atasan/ bawahan, tapi dilakukan oleh klien, pelanggan, narasumber,
              pasien, dan lainnya.

              Guna mengatasi permasalahan itu, sambungnya, juga dapat diatasi dengan tiga hal. Pertama,
              diperlukan pencegahan, baik dilakukan oleh pemerintah maupun perusahaan.

              "Misalnya pernyataan zero tolerance  atau tidak menoleransi adanya kekerasan di tempat bekerja
              dan harus dikenai sanksi. Jadi semua orang tahu bahwa hal ini tidak boleh dilakukan," ujar Reti.

              Kedua, lanjutnya, diperlukan penegakan hukum yang jelas. Hal itu meliputi terjadinya proses
              pengaduan,  perlindungan  terhadap  pembalasan  atau  balas  dendam,  serta  perlu  adanya
              dukungan hukum, sosial, medis, dan administrasi.




                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57