Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2019
P. 77
"Setelah dua tahun bekerja itu ibu ternyata tidak pulang sampai sekarang, tak ada kabar
sama sekali." "Saya waktu itu masih kecil belum mengerti seperti sekarang, saya pikir ibu
memang sedang bekerja saja di sana, ternyata kondisinya seperti ini," tuturnya.
Selpi mengatakan, ibu nya berangkat melalui jasa tenaga kerja PT Avida Avia Duta yang
ada di Jakarta.
Namun, ia tak mengetahui siapa yang membawa sang ibu dari rumahnya.
"Tidak tahu siapa sponsornya karena saat itu saya masih kecil," katanya.
3. Alis Juariah disiksa hingga dapat 20 jahitan Kabar terbaru Alis Juariah terungkap lewat
surat yang ia kirimkan pada 2014.
Isi surat itu membuat keluarga meradang! Dikdik mengaku, selama puluhan tahun di
Riyadh, Alis sempat berkirim surat tiga kali.
Isinya cerita soal perlakukan majikan dan keinginannya untuk pulang.
"Kakak saya tidak diperbolehkan keluar rumah, kalau majikan dan keluarganya pergi keluar,
kakak saya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang." "Kakak saya bisa kirim surat
juga sembunyi-sembunyi, suratnya dititipin ke sopir majikannya," ucapnya.
Bahkan di surat yang terakhir, disebutkan Didik, kakaknya itu memohon agar segera bisa
dipulangkan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan sang majikan.
"Tolongin dik, tolongin teteh, teteh sudah tidak kuat, teteh disiksa, tangan teteh ditusuk
sampai 20 jahitan," kata Dikdik menirukan isi surat sang kakak.
Hal senada juga disampaikan Selpi.
Di satu suratnya, Alis meminta keluarganya untuk melapor dan melakukan berbagai cara
agar ia bisa segera dipulangkan ke tanah air.
"Ibu katanya ingin cepat-cepat pulang, sudah tidak sanggup lagi di sana (sering disiksa),"
ucapnya.
4. Usaha keluarga Berbekal informasi tiga lembar surat yang diterimanya, Selpi dan Dikdik
meminta bantuan pemerintah melalui instansi-instansi terkait di Jakarta.
Meski keluarga sempat dihubungkan dengan pihak KBRI di Arab Saudi , tapi upayanya
untuk bisa memulangkan Alis tidak membuahkan hasil.
"Saya dan paman sudah bolak-balik lapor ke sana (Jakarta)." "Sudah habis uang, jual ini
dan itu tapi belum juga ada hasilnya sampai sekarang." "Saya juga tidak tahu kondisi ibu
sekarang seperti apa," kata Selpi.
Terbaru, mereka meminta bantuan kepada Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira)
Pembaharuan sebagai lembaga advokasi pekerja migran Indonesia.
Page 76 of 91.