Page 230 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 230

Firman mengatakan, secara umum kondisi industri alas kaki pada awal tahun ini sudah lebih baik
              namun masih jauh dari pulih. Pasar domestik industri sepatu masih "belum banyak bergerak"
              karena masih ada pembatasan sosial di sejumlah daerah.

              Pemerintah pada 2020 lalu mengizinkan dunia usaha menunda atau mencicil pembayaran THR
              bagi karyawannya. Meski begitu, pembayaran tunjangan tersebut tetap harus diselesaikan pada
              akhir tahun yang sama. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor M/6/HI.00.01/V/2020.

              Menurut  Direktur  Eksekutif  Center  of  Reforms  on  Economics  (Core),  Mohammad  Faisal,
              pemerintah  harus  menetapkan  kebijakan  THR  tahun  ini  secara  proporsional.  Pembayaran
              tunjangan  ini  dilakukan  dengan  melihat  sektor  dan  jenis  usaha  apa  saja  yang  terdampak
              pandemi.

              Menurut Faisal, saat ini kondisi masing-masing sektor usaha cukup beragam. Sejumlah sektor
              sudah  mengalami  pemulihan  yang  berarti,  bahkan  tak  sedikit  yang  meraup  untung  di  saat
              pandemi. Namun, ada juga yang masih jauh dari bangkit.

              Ia menambahkan, bagi sektor yang untung besar misalnya, tetap harus membayar THR secara
              penuh.  Sedangkan  bagi  mereka  yang  dalam  proses  pemulihan  diperbolehkan  mencicil  atau
              menunda  pembayaran  hingga  akhir  tahun.  Sementara  untuk  sektor  yang  sulit  bangkit  bisa
              diberikan bantuan oleh pemerintah serupa subsidi gaji.

              "THR ini bagian dari upaya untuk menjaga daya beli masyarakat sehingga perlu menjadi prioritas
              bagi pemerintah pada Lebaran tahun ini," kata Faisal kepada Lokadata.id.

              Dikonfirmasi soal ini, Sekretaris Jenderal Kemenaker, Anwar Sanusi mengatakan, pemerintah
              membuka opsi kebijakan THR tahun ini sama dengan 2020 lalu. Namun demikian, lanjutnya,
              pemerintah masih mengkaji secara matang opsi tersebut.

              "Sepertinya iya (sama dengan tahun lalu) meskipun belum kami putuskan. Nanti paling tidak
              pada awal bulan Ramadhan sudah ada keputusan sehingga akan ada kejelasan," katanya.

              Anwar menegaskan, meskipun nantinya diputuskan ada relaksasi, pada intinya THR merupakan
              hak  pekerja  yang  harus  diberikan  pemberi  kerja.  "THR  tetap  ditunaikan  tapi  tidak  harus
              bersamaan. Relaksasi ini  win-win solution," katanya.

              Direktur Pengupahan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
              Tenaga Kerja Kemnaker, Dinar Titus menambahkan, kementeriannya masih mempelajari situasi
              pelbagai sektor usaha. Menurutnya, perhitungan sektor atau jenis usaha yang terdampak ini
              akan mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS).

              "Kami masih menghitung-hitung melihat jangan sampai apa yang kami putuskan tidak sesuai
              dengan yang di lapangan,' kata Dinar kepada Lokadata.id.

              Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia mengancam bakal melakukan aksi besar-besaran jika
              pemerintah kembali memperbolehkan pengusaha mencicil THR seperti tahun lalu.

              Presiden Aspek Mirah Sumirat mengatakan langkah itu diambil karena kebijakan tersebut akan
              sangat merugikan buruh. Bahkan, hingga saat ini, Mirah mencatat masih banyak perusahaan
              yang belum menyelesaikan cicilan THR-nya tahun lalu.

              "Kami  akan  aksi  besar-besaran.  Tentunya  dengan  protokol  kesehatan.  Itu  yang  akan  kami
              lakukan," ujarnya kepada  CNNIndonesia.com,  Rabu (17/3).





                                                           229
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235