Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 37

"Diperlukan  adanya  kesepahaman,  sinergisme,  dan  kerja  keras  seluruh  elemen  bangsa
              khususnya  aparatur  pemerintah  baik  di  tingkat  pusat  ataupun  daerah  dalam  mengawal
              pelaksanaan  ketentuan  UU  Cipta  Kerja  dan  peraturan  pelaksanaannya,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  dalam  Rapat  Kordinasi  dengan  Kadisnaker  se-
              Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu (17/3).

              Ida menambahkan bentuk kolaborasi dan sinergi lainnya yaitu selalu mengedepankan kekuatan
              dialog dalam menampung aspirasi stakeholder.

              Kemudian, kata Ida, memberikan pemahaman yang positif kepada stakeholder mengenai UU
              Cipta Kerja, khususnya klaster ketenagakerjaan.

              Selain  itu,  lanjut  Ida,  berkoordinasi  dengan  institusi  terkait  di  daerah  masing-masing;  dan
              mendukung  dan  berkontribusi  dalam  aktivitas  komunikasi  publik  terkait  UU  Ciptaker  klaster
              ketenagakerjaan.

              Menaker Ida mengatakan, ada empat bentuk peran dukungan yang dapat dilakukan pemerintah
              daerah  dalam  mewujudkan  cita-cita  UU  Cipta  Kerja  sebagaimana  diatura  di  dalam  empat
              peraturan pemerintah (PP).

              Pertama, PP Nomor 34 Tahun 2021 yang mengatur penggunaan tenaga kerja asing, pemda
              mempunyai peran terkait dengan pendapatan daerah yang berasal dari DKPTKA.

              Kemudian, perda dan peraturan kepala daerah yang mengatur mengenai retribusi perpanjangan
              izin mempekerjakan TKA wajib disesuaikan paling lambat 3 bulan sejak PP ini berlaku. Pemda
              melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penggunaan TKA sesuai dengan kewenangan
              masing-masing.

              Kedua, lanjut Ida, dalam PP Nomor 35 Tahun 2021 yang mengatur mengenai perjanjian kerja
              waktu tertentu, alih daya, waktu kerja dan waktu istirahat, dan pemutusan hubungan kerja,
              pemda  mempunyai  peran  menerima  pencatatan  PKWT  di  disnaker  kabupaten/kota,  dan
              menerima pelaporan PHK bagi daerah yang belum tersedia sarana jaringan atau daring.

              "Pemerintah  daerah  juga  berperan  memberikan  layanan  mediasi  terkait  penyelesaian
              perselisihan HI (termasuk perselisihan PHK) dan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum
              (pengenaan sanksi)," ucapnya.

              Ketiga, PP Nomor 36 Tahun 2021 yang mengatur mengenai pengupahan, pemda mempunyai
              peran melaksanakan kebijakan pengupahan. Dalam pelaksanaannya, pemda wajib berpedoman
              pada kebijakan pemerintah pusat, penetapan upah minimum provinsi (wajib), dan penetapan
              upah minimum kabupaten/kota (tidak wajib).

              "Peran  lainnya  yaitu  mencabut  upah  minimum  sektoral  yang  ditetapkan  setelah  tanggal  2
              November  2020  selambat-lambatnya  1  tahun  sejak  ditetapkan,  pembentukan  dewan
              pengupahan provinsi (wajib) dan kabupaten/kota (tidak wajib), dan pembinaan, pengawasan
              dan penegakan hukum (pengenaan sanksi)," ucapnya.

              Keempat,  lanjut  Ida,  dalam  PP  Nomor  37  Tahun  2021  yang  mengatur  mengenai
              penyelenggaraan program jaminan kehilangan pekerjaan, pemda mempunyai peran memberikan
              layanan  pengantar  kerja  dan  layanan  pelatihan  kerja  terkait  manfaat  jaminan  kehilangan
              pekerjaan.

              Kemudian,  menyediakan  sarana  dan  prasarana  dalam  rangka  memberikan  layanan  jaminan
              sosial  yang  terintegrasi;  dan  pembinaan,  pengawasan,  dan  penegakan  hukum  (pengenaan
              sanksi) terkait pelaksanaan jaminan kehilangan pekerjaan.(jpnn).


                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42