Page 103 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER2019
P. 103
Pada akhirnya, pemerintah dapat memastikan masyarakat mudah untuk memasuki
pasar kerja dan perusahaan tidak kesulitan mendapatkan SDM yang kompeten dan
berbasis kebutuhan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas Kemenaker Bambang Satrio Lelono mengungkapkan dalam metode
lama, pelatihan maupun program yang dibuat diharapkan dapat diterima industri.
Pendekatan tersebut dipandang tidak lagi sesuai saat ini sehingga diganti dengan
pelatihan berdasarkan demand driven alias berbasis kebutuhan.
"Sekarang kita balik, industri butuhnya apa? Kita buat program pelatihan dan kita
latih, otomatis hasil pelatihannya akan sesuai dengan kebutuhan industri. Kita akan
melaksanakan pelatihan berdasarkan demand driven sehingga sangat penting
industri kita libatkan," kata Bambang.
"Semakin banyak yang terlibat dalam penyusunan program pelatihan hingga
pelaksanaannya diharapkan lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) minimal mendekati
kebutuhan industri," tutur Bambang.
Kerja sama dengan industri tersebut juga berguna dalam menyusun program dan
up-grading teknologi yang digunakan para peserta pelatihan agar sesuai dengan
kebutuhan pasar. Peralatannya pun akan disesuaikan BLK terkait termasuk dengan
kemampuan instruktur yang terus dikembangkan.
Jika pemerintah belum dapat menyiapkan alat, Bambang menjelaskan, dengan kerja
sama itu, industri dapat meminjamkan alat terkini yang dapat dipergunakan peserta.
Bahkan, bila perlu praktik kerja dapat dilakukan pada industri terkait.
Dalam kaitan itu, sebanyak lima Balai Besar Peningkatan Latihan Kerja (BBPLK)
Kemen-naker melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan 28
perusahaan industri, kemarin. Perusahaan tersebut menambah jumlah perusahaan
yang saat ini sudah bekerja sama dengan Kemenaker.
BBPLK yang menandatangani itu, di antaranya BBPLK Bekasi, BBPLK Serang, BBPLK
Bandung, BBPLK Semarang, serta BBPLK Medan. Perusahaan yang bekerja sama,
seperti Gojek, Pertamina Lubricant, Alfamart, Adilmart, Sanken, Yamaha, serta Arya
Duta Medan.
Dalam kaitan kualitas instruktur pada pendidikan vokasi, Khairul menekankan
pentingnya hal tersebut. Hingga saat ini pendidikan dan pelatihan vokasi terus
mengembangkan keahlian baru sesuai perkembangan teknologi di industri. Hasilnya,
pelatihan itu mampu memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja sehingga
dapat bekerja terus-menerus.
"Saya meminta para instruktur dan mentor pemagangan selalu meng-update dan
meningkatkan skill agar dapat seiring dengan perkembangan teknologi di industri,"
tandasnya.
Page 103 of 182.