Page 116 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 DESEMBER 2021
P. 116

RS PELABUHAN JAKARTA-BP2MI PERKUAT PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA
              MIGRAN
              Pihak Rumah Sakit (RS) Pelabuhan Jakarta berkolaborasi dengan Badan Pelindungan Pekerja
              Migran Indonesia (BP2MI) guna memperkuat perlindungan bagi Pekerja Miigran Indonesia (PMI).
              Kepala Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Dr Dwi Aryani mengatakan kerja sama tersebut untuk
              membentuk Pekerja Migran Indonesia yang berkualitas dan semakin terlindungi secara hukum.

              "Mudah-mudahan  dengan  perlindungan  hukum  mereka  akan  mendapatkan  sesuai  dengan
              harapannya. Kami, RS Pelabuhan menyampaikan bahwa putra-putri terbaik yang kita kirim itu
              adalah kualitas terbaik. Bahwa RS Pelabuhan Jakarta siap membantu," katanya di Pancoran,
              Jakarta Selatan, Rabu.

              Adapun    penandatangan     kerja   sama    tersebut   dilangsungkan    bersamaan    dengan
              penandatanganan Nota Kesepakatan dan Perjanjian Kerja Sama dengan 16 Pemerintah Daerah,
              satu yayasan, empat lembaga pendidikan, dan lima lembaga kesehatan bersama Kepala BP2MI
              Benny Rhamdani.

              Dwi Aryani mengatakan RS Pelabuhan sebagai tempat yang ditunjuk untuk mengecek kesehatan
              siap memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada para Pekerja Migran Indonesia
              yang hendak dikirim ke Korea.
              Dia pun berharap melalui kerja sama ini akan semakin memperkuat perlindungan kesehatan para
              Pekerja Migran Indonesia yang dikirim ke luar negeri hingga kembali ke Tanah Air.

              "Jadi mereka harus memenuhi syarat karena program itu juga ngelink dengan Korea, jadi di sini
              sehat dan disana sehat dan Alhamdulillah selama ini berlangsung dengan baik," tutur dia.

              Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  menyampaikan  kerja  sama  itu  merupakan  salah  satu
              perwujudan  Undang-undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang  Pelindungan  Pekerja  Migran
              Indonesia (PMI).

              Hal itu secara khusus termaktub dalam Pasal 40,41 dan 42 yang memberikan tanggung jawab
              dan  kewenangan  kepada  pemerintah  daerah  untuk  memberdayakan  dan  melindungi  Pekerja
              Migran Indonesia.

              "Kerja sama ini mencakup optimalisasi peran dari masing-masing pihak, baik BP2MI, Pemerintah
              Daerah,  lembaga  pendidikan,  maupun  lembaga  kesehatan  untuk  mendukung  pelaksanaan
              pelindungan PMI," ujar Benny.

              Berdasarkan data dari World Bank, ada 9 juta Pekerja Migran Indonesia yang saat ini tersebar
              di 150 negara dunia. Namun, kata Benny, hanya 4,4 juta PMI yang tercatat di dalam sistem milik
              BP2MI dan dapat dipastikan telah berangkat secara prosedural, sehingga data mereka tercatat
              dengan jelas dan berada dalam pelindungan negara.

              "Di sisi lain, 4,6 juta PMI lainnya adalah PMI nonprosedural. Sebanyak 90 persen dari mereka
              adalah korban dari penempatan kerja yang tidak resmi.

              Saya dapat katakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam masa darurat penempatan
              ilegal PMI, yang dikendalikan oleh para mafia dan sindikat," ungkap Benny.

              Padahal,  lanjut  Benny,  kesempatan  bekerja  ke  luar  negeri  terbuka  sangat  besar,  contohnya
              Jepang yang membuka kesempatan untuk 70 ribu tenaga kesehatan dari Indonesia, namun saat
              ini Indonesia baru dapat memenuhi sekitar 4 ribu.




                                                           115
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121