Page 121 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 SEPTEMBER 2021
P. 121
Berbicara di hadapan seluruh anggota Komite III DPD RI, Menaker Ida Fauziyah menjelaskan
kebijakan dan program perlindungan PMI di negara penempatan selama pandemi Covid-19.
Rapat kerja di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa (31/8) itu dibuka oleh Ketua
DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti, dan dipimpin oleh Ketua Komite II DPD RI Sylviana Murni.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Pekerja Migran Indonesia (APPMI)
Muazzim Akbar.
Ida mengatakan, penghentikan sementara penempatan PMI dilakukan karena kebijakan
pengetatan perbatasan oleh negara tujuan, termasuk pengetatan visa, keharusan karantina,
hingga bukti bebas Covid-19 dan pembatasan moda transportasi.
"Semua itu menjadikan biaya sangat tinggi, karena harus transit ke beberapa negara dan
melakukan karantina," terang Ida.
Selain itu, Ida mengurai, Kepmenaker No. 151/2020 juga didasarkan pada upaya perlindungan
calon PMI berdasarkan Pasal 32 UU 18/2018 dan menindaklanjuti Permen No. 17/2019.
"Kepmen ini dikeluarkan setelah koordinasi dan masukan antar Kementerian," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga membeberkan berbagai upaya perlindungan yang diberikan
pemerintah kepada PMI selama pandemi Covid-19, yang dikoordinasikan oleh Atas (Atnaker) di
negara penempatan, termasuk distribusi masker, hingga imbauan tidak mudik.
Ida menyebut, ada tiga langkah yang dilakukan oleh Kemnaker bersama Atnaker untuk
memastikan keamanan dan keselamatan para PMI di negara yang memberlakukan lockdown.
Pertama, komunikasi dengan unsur maupun agensi bagi PMI habis kontrak dapat
dibantu/fasilitasi tetap tinggal. Kedua, PMI yang dimungkin diberikan pilihan waktu kerja, tetap
menerima upah/gaji sesuai aturan ataun atau kesepakatan para pihak.
"Ketiga, memastikan protokol WHO di tempat kerja dan di tempat istirahat," tambahnya.
Dalam proses repatriasi, Ida menjelaskan, Kemnaker terus melakukan koordinasi dengan
kementerian dan lembaga terkait.
120