Page 82 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 SEPTEMBER 2021
P. 82

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemnaker, Indah Anggoro
              Putri, mengatakan, pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja di tempat bekerja. Hal ini tentu
              akan berdampak buruk bagi setiap pihak.

              "Bagi pekerja mengakibatkan turunnya kinerja yang mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga
              dapat berdampak pada kelangsungan usaha bagi pengusaha," kata Indah dalam pembukaan
              Dialog Kesetaraan Upah dan Perlindungan Hak-Hak Lainnya Bagi Pekerja Perempuan di Tempat
              Kerja, di Jakarta, Rabu (1/9).

              Indah menerangkan, dialog ini berupaya menemukan strategi yang tepat untuk menghilangkan
              pelecehan  seksual  di  dunia  kerja.  Sebab, perbedaan  kekuasaan  antara atasan  dan  bawahan
              kerap  menimbulkan  kasus  kekerasan  dan  pelecehan.  Mirisnya,  pekerja  perempuan  adalah
              kelompok yang paling rentan menjadi korban.

              Dia  pun  mengakui  bahwa  pengawasan  pemerintah  harus  ditingkatkan  untuk  mencegah
              pelecehan seksual di tempat kerja. Apalagi, kini masih terdapat sejumlah perusahaan yang tidak
              memenuhi  hak  pekerja  pekerja  perempuan  dan  laki-laki  secara  setara.  Misalnya,  hak  cuti,
              tunjangan keluarga, tunjangan fasilitas, dan jaminan sosial.

              "(Padahal) undang-undang telah menegaskan bahwa setiap pekerja dilindungi hak-haknya atas
              keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan
              harkat dan martabat manusia," kata Indah sebagaimana dikutip dalam siaran persnya.

              Staf Ahli Kementerian Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari, menambahkan, Kemnaker sebenarnya
              sudah membuat instrumen dan pedoman pencegahan, yakni Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
              dan Transmigrasi No.SE.03/MEN/IV/2011 tentang Pedoman Pencegahan Pelecehan Seksual di
              Tempat  Kerja.  Kini,  pihaknya  sedang  berupaya  memperkuat  surat  edaran  itu  dengan
              menjadikannya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan.

              Menurut Dita, menaikkan status aturan itu menjadi peraturan menteri akan dapat mendorong
              percepatan  pengesahan  RUU  Penghapusan  Kekerasan  Seksual  (PKS).  "Kemnaker  juga  telah
              memfasilitasi  komitmen  bersama  konfederasi  serikat  pekerja  dan  Apindo  kepada  DPR  agar
              segera mengesahkan RUU PKS pada 30 April lalu," ungkap Dita.


































                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87