Page 91 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 SEPTEMBER 2021
P. 91
Kemudian Human Capacity Development for Sustainable Growth of Productivity (Pengembangan
Kapasitas Manusia untuk Pertumbuhan Produktivitas yang Berkelanjutan) dan Adaptive Labour
Protection in the Changing World of Work (Perlindungan Tenaga Kerja Adaptif terhadap
Perubahan Dunia Kerja).
KEMNAKER BAKAL BAHAS EMPAT ISU DI PERTEMUAN G20, INI RINCIANNYA
Pemerintah Indonesia menyodorkan empat isu prioritas untuk diusung Presidensi Indonesia di
ajang G20 tahun 2022 untuk bidang Ketenagakerjaan dengan tajuk Improving the Employment
Condition to Recover Together atau Memperbaiki Kondisi Ketenagakerjaan untuk Kembali Pulih
Bersama.
Keempat isu prioritas tersebut yakni Sustainable Job Creation Towards Changing World of Work
(Penciptaan Lapangan Kerja yang Berkelanjutan dalam Menghadapi Perubahan Dunia Kerja),
Inclusive Labour Market and Job Quotas for people with Disabilities (Pasar Tenaga Kerja Inklusif
dan Kuota Kerja bagi Penyandang Disabilitas).
Kemudian Human Capacity Development for Sustainable Growth of Productivity (Pengembangan
Kapasitas Manusia untuk Pertumbuhan Produktivitas yang Berkelanjutan) dan Adaptive Labour
Protection in the Changing World of Work (Perlindungan Tenaga Kerja Adaptif terhadap
Perubahan Dunia Kerja).
"Kita semua sudah melalui banyak diskusi dalam rangka kurasi, pengayaan, dan pemantapan
keempat isu tersebut untuk bisa sampai ke hari ini," ujar Skretaris Jenderal Kementerian
Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi di Jakarta, Selasa (31/8).
Anwar Sanusi menambahkan, sejalan empat isu prioritas tersebut, maka diperlukan pendekatan
dan sasaran kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan pasar kerja yang berkelanjutan dan
inklusif, meningkatkan kompetensi dan keterampilan angkatan kerja serta memastikan
perlindungan yang adaptif bagi semua pekerja di masa pemulihan dan era otomatisasi.
"Pendekatan lainnya yakni meningkatkan aksi kolektif global dalam rangka pemulihan sektor
ketenagakerjaan akibat pandemi," jelas Anwar Sanusi.
Menurut Anwar Sanusi, pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan secara
global. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kehilangan jam kerja sebesar 8,8 persen atau
setara dengan 225 juta pekerjaan penuh waktu. "ILO memperkirakan bahwa pengangguran
global meningkat sebesar 33 juta dan tingkat pengangguran meningkat sebesar 1,1 persen,"
katanya.
Tantangan besar lainnya, lanjut Anwar Sanusi, adalah perubahan pasar tenaga kerja karena
revolusi industri dan transformasi teknologi. Banyak ahli melihat pandemi COVID-19 telah secara
masif mempercepat proses otomatisasi melalui transisi digital dan penyesuaian terhadap proses
produksi. "Ekonomi digital memperlebar proporsi tenaga kerja informal, yang perlu perhatian
terhadap pemenuhan standar dan norma kerja layak (decent work)," katanya.
Penyandang Disabilitas
Di sisi lain, kondisi kerja penyandang disabilitas juga menjadi perhatian besar. Berdasarkan data
WHO dan World Bank Report on Disability tahun 2011, lebih dari 15 persen dari total populasi
global atau setara dengan 1 miliar orang hidup dengan disabilitas, dan 3 persennya adalah orang-
orang yang menyandang disabilitas cukup serius.
90