Page 46 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JUNI 2019
P. 46
Apalagi, saat ini skill /keterampilan menjadi hal wajib dalam menghadapi dunia
ketenagakerjaan yang semakin dinamis/fleksibel. Semua orang harus bisa
mengalami long life learning melalui berbagai bentuk skilling , upskilling , dan
reskilling .
"Saya ingin menekankan bahwa ini adalah tanggung jawab bersama pemerintah,
organisasi pengusaha, dan serikat pekerja. Selain itu, ini harus menjadi bagian
integral dari proyek investasi di negara berkembang," ujarnya dalam siaran pers,
Rabu (19/6/2018).
Menurutnya, pilar ini diwujudkan dengan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi
di Indonesia. Indonesia perlu masifikasi pelatihan kerja untuk wujudkan SDM
berkualitas dalam jumlah memadai dan persebaran yang relatif merata di berbagai
daerah.
Dia mencontohkan dengan program pembangunan 1.000 lembaga pelatihan kerja
dan program pemagangan yang dikerjasamakan dengan industri.
"Kami sedang mendirikan 1000 pusat pelatihan kerja baru tahun ini untuk
mengatasi skill mismatch dan pengangguran kaum muda," katanya.
Kedua , penguatan institusi/lembaga kerja sama. Menaker menilai untuk
meningkatkan peran seluruh stakeholder ketenagakerjaan maka institusi/lembaga
dialog sosial harus diperkuat.
Hanif menjelaskan, Indonesia terus memperkuat institusi/lembaga kerja sama
stakeholder ketenagakerjaan seperti memperkuat dialog sosial Lembaga Kerja Sama
(LKS) Tripartit baik di tingkat nasional maupun daerah, pembentukan Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, dan pembentukan Dewan Produktivitas
Nasional.
Meskipun begitu, situasi nasional masing-masing negara sangat berpengaruh
terhadap pola dialog sosial yang dibangun antar stakehokder . "Mekanisme dan
bentuk dialog sosial nasional harus dikembangkan berdasarkan keadaan nasional,"
ucapnya.
Ketiga , meningkatkan investasi dalam mewujudkan pekerjaan yang layak dan
berkelanjutan. Dalam hal ini, upaya tersebut dilakukan dengan memperkuat
ekonomi pedesaan.
Page 45 of 63.