Page 185 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 185
"Penyesuaian gaji 2021 dan 2022 akan diwujudkan, diimplementasikan kepada seluruh pekerja
Pertamina tahun depan bulan April," ucapnya.
Kerja Adapun kesepakatan yang ketiga yaitu memberikan kebebasan FSPPB dalam
mengekspresikan keinginannya dengan tetap mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
"Jika ada friksi atau beda pandangan dalam komunikasi antara Serikat Pekerja dengan Direksi
Pertamina, maka Kemenaker siap hadir memfasilitasi kedua belah pihak," ucapnya.
Sebelumnya, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) berencana melakukan aksi
mogok pada 29 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022.
Selain itu, FSPPB juga meminta Menteri BUMN Erick Thohir memecat Direktur Utama Pertamina
Nicke Widyawati.
Pernyataan Serikat Karyawan Lain Sebelumnya, pekerja SPBU yang tergabung dalam Aliansi
Pekerja SPBU mengkritik rencana aksi mogok kerja yang akan dilakukan oleh Federasi Serikat
Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) pada 29 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022.
Ketua Aliansi Pekerja SPBU Dadan Suryana menilai tuntutan aksi mogok yang dilakukan FSPPB
sangat janggal.
Sebab kata dia, gaji pekerja Pertamina tersebut sangat tinggi dibandingkan gaji para petugas
SPBU.
"Aneh saja saya kira, gaji mereka ada yang sampai Rp 70 juta sebulan, lalu (mau) bikin aksi
mogok seperti itu, saya pikir janggal saja," kata Dadan lewat keterangan tertulis, Jakarta, Selasa
(28/12/2021).
Dadan juga menilai tuntutan FSPPB yang meminta agar Menteri BUMN Erick Thohir mencopot
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dari jabatannya merupakan tuntutan yang sangat
politis.
Padahal, menurut Dadan, kinerja Nicke sejauh ini tidak ada masalah sehingga akan aneh jika
tiba-tiba dicopot tanpa ada alasan yang jelas.
"Emang kasusnya apa sih sampai harus dicopot? Sejauh ini saya pikir enggak ada masalah kok.
Jangan sampai deh, aksi ini karena ada yang pengin jabatan Dirut di Pertamina, ya jangan
begitulah," kata dia.
Dadan menilai, seharusnya para pegawai Pertamina yang berencananya mogok kerja bersyukur
karena sudah mendapatkan gaji yang sangat besar.
Sebab para gaji para pekerja di SPBU banyak yang masih d ibawah upah minimum regional
(UMR).
Oleh karena itu, Dadan meminta menyarankan agar FSPPB berpikir ulang untuk melaksanakan
mogok kerja tersebut.
Apalagi, akibat dari aksi mogok akan berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan.
"Ini kan tempat kita cari makan, mereka gaji besar enak, tabungan banyak. Kita di sini yang gaji
pas-pasan sempat Pertamina ini gak jalan gara-gara mereka mogok kerja.
Kitanya gimana coba? Coba pikir-pikir lagi deh, banyak-banyak bersyukur lah hidup ini mah,"
ucapnya. (Kompas.com/Tribunnews.com)
184

