Page 21 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 21

PEMPROV BAHAS BENTUK ATURAN SKALA UPAH

              Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menekankan soal penerapan struktur dan skala upah
              untuk pekerja/buruh dengan masa kerja lebih dari satu tahun. Hal itu merespons tuntutan para
              buruh yang kembali meminta revisi keputusan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2022.

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  Provinsi  Jabar  Rachmat  Taufik  Garsadi
              menjelaskan, soal struktur dan skala upah ini sudah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga
              Kerja Nomor 1 Tahun 2017. Kemudian diperjelas dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP)
              Nomor  36  Tahun  2021  ten  tang  Pengupahan,yang  merupakan  aturan  turunan  dari  Undang-
              Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020.

              “PP  36/2021  sudah  semakin  jelas  diatur  bahwa  pekerja  yang  di  atas  satu  tahun  bisa
              menggunakan struktur skala upah. Namun, selama ini kurang efektif pelaksanaan di lapangan
              karena  pengaturannya  diserahkan  ke  perusahaan  yang  bekerja  di  situ,”  kata  dia  kepada
              Rejmblika, Rabu (29/12).
              Taufik mengatakan, kesepakatan soal struktur skala upah ini diserahkan sepenuhnya kepada
              pemsahaan  dan  pekerjanya.  Setelah  ada  kesepakatan,  disampaikan  ke  dinas  terkait  untuk
              disalikan, dan baru dilampirkan dalam perjanjian kerja sama. Agar ketentuan tersebut lebih kuat
              dan bisa berjalan, kata dia, mesti ada aturan turunannya lagi.
              Menurut Taufik, bentuk aturan tuninan terkait struktur skala upah itu masih dibahas. Begitu juga
              dengan  serikat  pekerja/buruh.  Ia  mengatakan,  aturan  turunannya  bisa  saja  berbentuk  surat
              edaran (SE) atau keputusan gubernur (kepgub).

              “Ini masih dibahas bentuknya karena kemarin baru ditawarkan ke serikat (pekerja/buruh),” ujar
              dia.

              Dengan adanya aturan turunan tersebut, Taufik menilai, pengawasan penerapan struktur skala
              upah itu diharapkan lebih optimal karena ada dasar hukumnya.

              “Walaupun ya struktur skala upah ini tetap kesepakatannya antara pekerja dan pemberi kerja,”
              kata Taufik.

              UMK  2022  untuk  27  kabupaten/kota  di  Jabar  sudah  ditetapkan  lewat  Kepgub  Nomor;
              56i/Kep.732-Kesra/2021,  tertanggal  30  November  2021.  Dalam  salah  satu  diktumnya
              disebutkan, UMK tersebut hanya berlaku bagi pekerja dengan masa kerja kurang dari satu tahun.
              Pada diktum lainnya disebutkan, pengusaha menyusun dan memberlakukan struktur dan skala
              upah dalam menentukan besaran nilai upah yang dibayarkan terhadap pekerja dengan masa
              kerja lebih dari satu tahun.

              Pada  Selasa  lalu,  buruh  dari  berbagai  daerah  kembali  mel  akukan  aksi  unjuk  rasa  terkait
              penetapan UMK 2022. Perwakilan serikat pekerja lantas bertemu dengan Gubernur Jabar Ridwan
              Kamil.  Gubernur  kembali  menegaskan,  penetapan  UMK  tetap  mengacu  kebijakan  dari
              pemerintah pusat, yaitu PP 36, dan pemprov tidak bisa mengubahnya. Gubernur, kata dia, hanya
              bertugas menetapkan upah hasil rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota, yang disebut
              semuanya mengacu PP36. Jika tidak ada usulan perubahan, tidak akan dikoreksi.

              “Jadi,  tidak  ada  kewenangan  mengoreksi  kalau  surat  dari  bupati/wali  kota  tidak  mengalami
              perubahan,” kata gubernur yang akrab disapa Emil itu.

              Namun,  Emil  menjelaskan,  ketentuan  PP  36  terkait  upah  minimum  itu  hanya  berlaku  untuk
              pekerja/buruh yang masa kerjanya kurang dari satu tahun.



                                                           20
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26