Page 64 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 64
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hadi Wahyudi membenarkan adanya
kecelakaan kapal itu.
"Berdasarkan informasi yang kami dapat dari sumber dan saksi-saksi yang terus kami selidiki,
kapal berangkat dari perairan Batu Bara pada 24 Desember 2021 pukul 04.00, menjelang subuh,"
kata Hadi, Rabu (29/12).
Insiden ini kurang dari dua pekan berselang dari kejadian tenggelamnya kapal pengangkut
pekerja migran di Selat Malaka, tepatnya di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia,
Rabu (15/12). Puluhan orang ditemukan tewas akibat peristiwa itu.
Menurut Hadi, ada dua kapal yang berangkat dari Batu Bara. Namun, sesampainya di Malaysia,
tidak ada yang merespons kedatangan kapal. Para calon pekerja itu pun kebingungan dan
akhirnya terpencar. Salah satu kapal, berikut sejumlah pekerja, kembali ke Indonesia pada Sabtu
subuh.
"Kapal yang kembali ini yang kecelakaan," katanya.
Sejauh ini pihaknya bekerja sama dengan berbagai instansi untuk mengetahui jumlah
penumpang di kapal dan koordinat terjadinya kecelakaan. Penyelidikan kasus juga masih
berjalan terkait mekanisme pemberangkatan para pekerja itu, siapa pemilik kapal, dan
bagaimana penampungan para pekerja itu masih didalami.
Kepolisian juga menyiapkan posko identifikasi korban (DVI) di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan,
serta saluran pengaduan bagi keluarga yang kehilangan anggotanya.
Pejabat Humas Kantor Ba-sarnas Medan, Sariman Sitorus, mengatakan, koordinasi pencarian
korban dilakukan sejak Senin (27/12) malam. Namun, karena belum diketahui lokasi pasti
kecelakaan, dua kapal SAR masih bersiaga di Belawan.
"Data masih belum jelas karena keberangkatan mereka ilegal. Namun, kami pastikan kekuatan
SAR siap bergerak," kata Sariman.
Kepala Seksi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Medan Moh Fu-at Wahyudi
mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi ada sekitar 50 orang yang berangkat ke Malaysia
dari perairan Batu Bara. Pemberangkatan pekerja migran secara diam-diam dari pantai timur
Sumatera kerap terjadi.
Pada 20 Desember, misalnya, BP2MI Medan memulangkan 15 pekerja migran yang digerebek
petugas di sebuah penampungan di Tanjungbalai sehari sebelumnya. Mereka berasal dari
Lampung, Jakarta, Aceh, dan Jawa Timur.
Pada 2021 BP2MI Medan memulangkan 184 pekerja migran bermasalah, baik dalam keadaan
selamat, sakit, maupun meninggal, ke Sumut dan sejumlah daerah di Tanah Air.
Dipulangkan
Sebanyak 60 calon pekerja migran tanpa dokumen penempatan ditemukan saat inspeksi
mendadak di Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dari seluruh calon pekerja migran yang
diduga akan dipekerjakan di sejumlah negara di Timur Tengah itu, sejumlah 53 orang warga
Nusa Tenggara Barat.
"Mereka, menurut rencana, ditempatkan atau dipekerjakan kepada pemberi kerja perseorangan
atau rumah tangga ke negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar,"
kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi, di Mataram.
Para pekerja migran itu segera dipulangkan ke daerah asalnya. (WSI/ZAK)
63

