Page 223 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MEI 2020
P. 223
Rp600 ribu. Kisahnya pun sempat ramai jadi perbincangan publik. Namun, dia akan
mengakhiri aksesnya ke progam tersebut dan tak mengambil insentifnya.
Sekar Arum (23), peserta Kartu Prakerja gelombang kedua asal Batam, juga sengaja
mendaftar karena ingin menguji kesimpangsiuran informasi tentang proses seleksi
Prakerja. Perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta itu pun tak menampik
jika ia hanya "iseng" saat mendaftar program tersebut.
"Enggak tahunya aku lolos padahal aku sudah isi data sebenarnya-benarnya bahwa
aku enggak dipecat atau dipotong gaji dan sedang bekerja dalam keadaan baik,"
kata Arum kepada Lokadata.id, Kamis (30/4/2020) sore.
Sebagai catatan, pendaftar Kartu Prakerja sampai gelombang ketiga per Selasa
(28/4/2020) mencapai 8,6 juta orang. Adapun Pada gelombang pertama jumlah
peserta yang diterima sebesar 168.000 orang dan pada gelombang kedua mencapai
288.154 orang.
Kemudian pada gelombang ketiga pemerintah menargetkan jumlah pendaftar yang
diterima mencapai 600.000 orang. Adapun, pemerintah memberi target, tahun ini
program Prakerja diikuti oleh 5,6 juta peserta dengan jatah anggaran Rp20 triliun.
Besaran insentif pelatihan bagi masing-masing peserta sebesar Rp 3,55 juta. Terdiri
dari bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif pasca pelatihan sebesar Rp
600.000 selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp 150.000.
Data pekerja terdampak
Ketiadaan basis data riil terkait pekerja yang terdampak pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) menjadi celah bagi proses penyaringan peserta. Sejumlah
orang yang masih bekerja pun lolos pendaftaran program Kartu Prakerja.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik dari Univesitas Gadjah Mada (UGM) Satria Aji
Imawan, lolosnya sejumlah pendaftar itu menjadi petunjuk bahwa pemerintah tidak
mampu membuat data integratif pekerja yang terdampak Covid-19. Karena itu,
penyaluran program pun tidak tepat sasaran.
"Semestinya data integratif tersebut bisa dilakukan antara Kementerian Sosial
dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Jadi bisa dibilang ini kecolongan," tutur Aji
kepada Lokadata.id.
Analisa lain disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti
Trubus Rahadiansyah. Dia menganggap program Kartu Prakerja ini tidak memiliki
kriteria yang jelas sehingga penerimaan pesertanya tampak acak.
"Soalnya kriteria yang ada di situ sangat umum. Hanya karena kepentingannya
untuk jaring pengaman sosial, kemudian mungkin pemerintah seperti, 'sudahlah
ditampung semuanya aja'. Saya khawatirnya begitu," ujar Trubus kepada
Lokadata.id lewat sambungan telepon.
Page 222 of 695.