Page 242 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MEI 2020
P. 242

Kericuhan dimulai dari saling dorong dengan sekuriti perusahaan, hingga akhirnya
               terjadi pelemparan dan pembakaran warung makan, serta perusakan fasilitas kantor
               dan alat berat milik perusahaan.

               Sejumlah kendaraan roda dua, roda tiga, dan alat berat rusak.

               Kapolres Halmahera Tengah AKBP Nico Setiawan ketika dikonfirmasi menjelaskan,
               kericuhan dilakukan sekelompok orang yang memanfaatkan para buruh.

               Atas aksi itu, polisi menangkap 11 orang yang diduga provokator, penjarah, dan
               pelaku perusakan.

               “Tadi juga Kapolda, sejumlah pejabat polda turun langsung ke IWIP dan melakukan
               dialog dengan pihak PT IWIP, pemda,” kata Kapolres saat dihubungi,

               “Aksi ini tidak ada izin. Yang aksi sesungguhnya yaitu dari serikat pekerja berupa
               doa bersama yang akan dilaksanakan jam 11.00 tadi dan itu batal karena aksi ini,”
               kata Nico menambahkan.

               Nico mengatakan, sekelompok orang yang memanfaatkan aksi itu diduga eks
               karyawan yang di-PHK dan sekelompok mahasiswa.

               Saat ini situasi sudah kondusif. Pihaknya menyiagakan 1 peleton dari Polres
               Halmahera Tengah, 1 kompi Brimob Polda Malut, serta 40 personel dari Kodim
               untuk mengamankan kantor IWIP.

               Adapun yang menjadi tuntutan massa aksi saat peringatan May Day, yaitu menolak
               Omnibus Law dan PHK berkedok jeda di PT IWIP.

               Para buruh juga meminta agar perusahaan memenuhi hak maternitas buruh
               perempuan, mengembalikan izin resmi untuk buruh, serta menuntut PT IWIP
               melakukan lockdown perusahaan selama masa pandemi Covid-19.

               Tuntutan lainnya, buruh meminta perusahaan membayar upah pokok mereka 100
               persen, menghentikan karantina buruh di bandara PT IWIP, serta meminta agar
               perusahaan memberlakukan delapan jam kerja.

               Para buruh juga menuntut pemenuhan K3, menghentikan diskriminasi terhadap
               buruh TKA dan memenuhi kesejahteraan buruh TKA, serta berhenti mengeluarkan
               memo sepihak tanpa ada perundingan dengan para buruh.

               Sempat Demo di DPRD Maluku Utara

               Para karyawan terlibat aksi saling lempar dengan petugas pengamanan perusahaan.

               Mereka juga merusak fasilitas perusahaan dengan membakar salah satu bangunan
               di area pertambangan.



                                                      Page 241 of 695.
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247