Page 9 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 SEPTEMBER 2019
P. 9
"Masih banyak perusahaan kurang pemahaman K3, khususnya tentang PAK (SDM
K3, pekerja dan pengusaha), dan K3 belum memperoleh perhatian memadai dan
kepedulian masih rendah," kata Iswandi.
Selain itu, kendala dan tantangan lainnya, kata Iswandi, adalah SDM K3 belum
memadai (kuantitas dan kualitas), serta peran lembaga K3 di perusahaan belum
optimal.
"Jangan jadikan K3 sebagai beban, melainkan kebutuhan. Kalau sudah jadi
kebutuhan maka harus dipersiapkan semuanya," ujar Iswandi.
Iswandi menambahkan tenaga kerja selalu berhadapan dengan berbagai potensi
bahaya (hazzard) di tempat kerja yang beresiko kecelakaan kerja dan PAK.
Perlindungan K3 diberikan untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja dan PAK serta meningkatkan produktivitas.
"KK dan PAK menjadi masalah sejak awal dunia industri dan masalah besar bagi
kelangsungan usaha. Ini yang terus kita benahi dalam ranah pengawasan
ketenagakejaan," ujarnya.
Kuliah umum bertema "Perlindungan Penyakit Akibat Kerja Melalui Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Jaminan Kecelakaan Kerja" ini merupakan
rangkaian acara Dies Natalis kedua Polteknaker yang akan digelar pada Minggu 29
September 2019.
Plt. Direktur Polteknaker, Retna Pertiwi, mengatakan tujuan kuliah umum ini untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan civitas akademika mengenai dinamika
dan perkembangan industri khususnya tentang perlindungan PAK dan jaminan
kecelakan kerja (JKK).
Kuliah umum dihadiri oleh 270 mahasiswa Polteknaker dari tiga angkatan dan tiga
prodi (Relasi Industri (RI), Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), serta Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) tamu undangan kawasan industri yang merupakan
mitra Polteknaker, yaitu Kawasan insustri MM2100, EJIP, Jababeka, Delta Silicon
dan KIIC Karawang.
Page 8 of 73.