Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 158
Ringkasan
Indonesia terus berpacu dengan waktu untuk memberantas penyebaran Covid-19. Sayangnya,
keterbatasan fasilitas kesehatan masih saja menjadi isu yang tak teratasi di sejumlah daerah,
tak terkecuali di Ibu Kota Negara.
Di DKI Jakarta, perjuangan melawan pandemi dihadapkan pada problem krisis tempat tidur
untuk pasien corona. Hal ini tentunya menjadi sebuah ironi di Ibu Kota, yang semestinya menjadi
wilayah dengan pelayanan kesehatan paling memadai di Tanah Air.
SAAT IBU KOTA TEKOR KASUR PASIEN
Indonesia terus berpacu dengan waktu untuk memberantas penyebaran Covid-19. Sayangnya,
keterbatasan fasilitas kesehatan masih saja menjadi isu yang tak teratasi di sejumlah daerah,
tak terkecuali di Ibu Kota Negara.
Nyoman Ary Wahyudi
Di DKI Jakarta, perjuangan melawan pandemi dihadapkan pada problem krisis tempat tidur
untuk pasien corona. Hal ini tentunya menjadi sebuah ironi di Ibu Kota, yang semestinya menjadi
wilayah dengan pelayanan kesehatan paling memadai di Tanah Air.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti membeberkan kapasitas tempat tidur untuk
pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit Jakarta sedang tekor.
"Saat ini kami sedang dalam kondisi yang kritis karena harian kapisitas tempat tidur yang terpakai
lebih dari 50%, tentu kami harus waspada," sebutnya dalam sebuah webi-nar, Kamis (6/8).
Jika tidak segera ditambahkan, lanjutnya, tempat tidur bagi pasien Covid-19 di DKI bakal
kelebihan kapasitas.
"Kalau tidak ditambahkan kapasitas tempat tidurnya, sementara testing harian 5.000 spesimen
yang kami lakukan secara gratis ditambah kolaborasi dengan laboratorium swasta, tentu akan
jebol karena tidak cukup."
Masalah keterbatasan tempat tidur pasien corona ini justru terjadi pada saat rasio positif Covid-
19 di Jakarta meningkat sepekan terakhir.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melaporkan terjadi penambahan 357 kasus terkonfirmasi
positif Covid-19 pada Rabu (5/8).
Menurut Widyastuti, meningkatnya positivity rate atau rasio positif Covid-19 di DKI yang
mencapai 7,4% sepekan terakhir disebabkan oleh rendahnya kemampuan testing yang dilakukan
daerah penyangga.
"Minggu ini kita mencapai 7,4%, artinya ini menjadi waming untuk kita semua karena positivity
rate di DKI meningkat. Bagaimana kami menyinergikan DKI bersama dengan Bodetabek? Sebab,
tidak mungkin DKI bergerak sendiri," ujarnya.
Dia beralasan setidaknya dua hingga empat juta penduduk di sekitar wilayah DKI hilir mudik di
dalam kondisi normal atau sebelum pandemi Covid-19. Pada saat perpanjangan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I pun, mobilitas warga sudah kembali tinggi.
157