Page 346 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 346
memiliki porsi 57,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) terkontraksi 5,51 persen Oleh
karena itu, Kementerian Keuangan akan memberikan Bantuan Langsung tunai (BLT) kepada
karyawan dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.
GENJOT KONSUMSI: PEMERINTAH SEDIAKAN TAMBAHAN GAJI
Pemerintah melakukan berbagai cara demi menggenjot konsumsi masyarakat. Terkini, stimulus
bantuan tunai akan diperluas tidak hanya bagi kelompok miskin, tetapi juga kepada karyawan.
Kebijakan ini tidak terlepas karena ambruknya daya beli, yang tercermin dari pertumbuhan
ekonomi kuartal II/2020 yang tercatat minus 5,32 persen, di mana konsumsi rumah tangga yang
memiliki porsi 57,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) terkontraksi 5,51 persen Oleh
karena itu, Kementerian Keuangan akan memberikan Bantuan Langsung tunai (BLT) kepada
karyawan dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.
"Pemerintah juga memberikan bantuan gaji yang sekarang sedang diidentifikasi. Targetnya
diperkirakan bisa mencapai 13 juta pekerja dengan anggarannya kira- kira Rp31 triliun," ujar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
secara digital, Rabu (5/8/2020).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, mengatakan,
pemberian BLT sangat tepat, karena bisa mendorong konsumsi masyarakat.
"Saya termasuk yang mendorong supaya bantuan diberikan tidak hanya kepada kelompok yang
miskin saja, karena yang juga terdampak (pandemi Covid-19) adalah mereka yang kelas
menengah yang tadinya dapat gaji sekarang nggak," kata Aviliani kepada Lokadata.id, Kamis
(6/8/2020) Selain itu, menurutnya, permasalahan Indonesia saat ini adalah di sisi permintaan
bukan supply side, sehingga dengan adanya penambahan kelas yang mendapatkan bantuan
bisa meningkatkan permintaan.
Demi membangkitkan daya beli, pemberian BLT kepada karyawan disarankan diberikan secara
bertahap hingga Desember, dan kemudian evaluasi.
"Begitu kondisi belum membaik ya bisa dilanjutkan. Per tiga bulan sebaiknya dilakukan evaluasi.
Selain itu, BLT sebaiknya dikirim langsung ke rekening penerima supaya tidak terjadi penyunatan
dana, dan bisa diberikan tepat waktu," tegas Aviliani.
Pendapat berbeda dikemukakan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE). Piter
Abdullah Redjalam. Piter berpendapat, pemberian BLT tidak sepenuhnya efetif akan
mengembalikan konsumsi masyarakat ke level normal.
"Penurunan konsumsi merupakan kondisi yang tidak terelakkan di tengah wabah saat ini.
Bantuan apapun yang disiapkan pemerintah tidak bisa menutup seluruh pendapatan yang hilang
bagi sebagian masyarakat kita," ujar Piter kepada Lokadata.id.
Menurutnya, tujuan pemberian bantuan adalah semata untuk meningkatkan daya tahan
masyarakat yang terdampak, bukan untuk meningkatkan konsumsi.
"Supaya mereka (masyarakat yang terdampak) tidak sepenuhnya kehilangan daya beli, dan
masih mampu melakukan konsumsi yang sewajarnya seperti bisa makan tiga kali sehari dan
belanja alat kesehatan misalnya," jelas Piter.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional,
Erick Thohir, menyebut program ini sedang difinalisasi supaya bisa dijalankan oleh Kementerian
Ketenagakerjaan pada September 2020.
345