Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 48

"Support untuk mereka yang bekerja sedang dimatangkan datanya, sedang disiapkan baik dari
              BPJS Ketenagakerjaan. Kalau data sudah by name, by address, by rekening sudah ketemu baru
              program ini difinalisasi," ujar Airlangga, Kamis (6/8).

              Airlangga  mengungkapkan,  untuk  para  pekerja  yang  terdampak  pemutusan  hubungan  kerja
              (PHK) sebanyak 2,1 juta orang berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, akan dibantu
              melalui program Kartu Prakerja lebih dulu. "Untuk tahap kedua masuk program lanjutan," kata
              Airlangga.

              Sebelumnya,  kebijakan  ini  memang  telah  dibahas  pada  rapat  terbatas  tentang  penanganan
              Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Istana Presiden.

              Pemerintah akan memberikan bantuan kepada seluruh pegawai yang gajinya di bawah Rp 5 juta.
              Bantuannya mencapai Rp 600 ribu per bulan selama beberapa bulan. Sementara itu, Menkeu Sri
              Mulyani  Indrawati  menyebut,  sekitar  13  juta  pekerja  akan  mendapatkan  bansos  tersebut.
              Hitungan kasarnya, Rp 31 triliun dibagi 13 juta, ketemu angka sekitar Rp 2,4 juta. Dengan kata
              lain, 13 juta pekerja itu akan mendapatkan bansos masing-masing sekitar Rp 2,4 juta.

              Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad
              minta pemerintah dapat adil dalam memilih target penerima insentif Rp2,4 juta per orang bagi
              pekerja dengan upah di bawah Rp5 juta per bulan. Tauhid mengatakan hal itu harus dilakukan
              karena insentif Rp2,4 juta hanya diberikan kepada 13 juta orang, sedangkan pekerja di sektor
              formal ada sekitar 52,2 juta orang.

              "Gagasan ini menarik tapi akan menjadi masalah termasuk pertanggungjawabannya di kemudian
              hari. Ada ketidakadilan kalau itu diterapkan. Kenapa tidak semuanya karena pekerja formal 50
              juta orang," katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis. Tauhid menuturkan sangat tidak
              adil jika pemerintah menetapkan target penerima insentif berdasarkan basis data kepemilikan
              BPJS Ketenagakerjaan sebab semua pekerja berarti memiliki hak untuk mendapat Rp2,4 juta.

              "Bagaimana memilih 13 juta? Ada ketidakadilan kalau diberikan dan kenapa hanya dari BPJS
              Ketenagakerjaan yang dijadikan dasar. Semua punya hak kalau itu untuk pekerja," ujarnya.

              Menurutnya, pekerja dengan penghasilan di bawah Rp5 juta tidak tergolong masyarakat miskin,
              melainkan kelas menengah yang cenderung sedang menekan konsumsi di masa krisis pandemi.
              "Itu  bukan  orang  miskin  dan  tidak  akan  mendorong  konsumsi  kalau  diberi  bantuan  karena
              mereka akan menyimpan uang itu untuk berjaga-jaga dan menahan konsumsi," tegasnya.

              Ia melanjutkan, pengeluaran yang akan dilakukan oleh mereka pada umumnya bukan untuk
              makanan melainkan pendidikan, kesehatan, liburan seperti hotel dan restoran yang dalam masa
              pandemi COVID-19 masih terbatas. "Ini jadi catatan. Kalau diberikan ke kelompok Rp2,5 juta
              sampai Rp 5 juta maka uang akan jadi saving saja dan jauh mendorong ekonomi untuk tumbuh,"
              ujarnya.

              (jpc/jpnn)
















                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53