Page 199 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 199

di tangan' ungkap Suharso 'Suharso menilai kenaikan UMP 2022 sesungguhnya tidak bisa hanya
              1,09 persen, hal itu juga dirasakan oleh salah satu pengusaha di Jakarta.
              "Saya  sangat  respek  dengan  beliau  (pengusaha).  Beliau  mengatakan  kepada  saya  enggak
              mungkin Pak Harso kenaikan UMR itu, UMP itucuma 1 persen, nggakmungkin, rumusnya itu
              memang seperti itu berdasarkan PP dan sebagainya.

              'Taplitu memang nggak mungkin? Katanya, 'Dukungan atas langkah Gubernur Anies juga datang
              dari  Peneliti  The  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (INDEF),  Rizal
              Taufiqurrahman,  yang  menilai  kenaikan  UMP  DKI  Jakarta  tersebut  dapat  berdampak  positif
              Karena bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Apalagi kontribusi perekonomian DKI Jakarta
              kepadanasional mencapai 17 persen.

              "Setidaknya ini akan meningkatkan daya beli masyarakat karena kenaikannya sekitar Rp 200
              ribuan dan DKI punya kontribusi 17 persen terhadap ekonomi nasional,' kata Rizal.

              Rizal menjelaskan bahwa kenaikan UMP tersebut berpeluang untuk mendongkrak pertumbuhan
              ekonomi.  Khususnya  dari  sektor  konsumsi  masyarakat,  mengingat  65  persen  perekonomian
              Indonesia ditopangoleh konsumsi rumah tangga.

              Meski begitu, Rizal tidak menutup mata, kenaikan UMP yang diumumkan menjelang akhir tahun
              ini cukup membuat para pengusaha keberatan. Dia menilai keberatan tersebut hanya sebagai
              respon dari pengusaha yang sudah menyusun penganggaran sebelum akhir tahun, Terlebih kata
              dia,  tidaksemuasektor  telah  mengalami  pemulihan  bisnis  yang  sama,  sehingga  menimbulkan
              gejolak dari kalangan pengusaha.

              Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) DKI Jakarta sendiri telah
              menyampaikan  keberatan  mereka,  Wakil  Ketua  Dewan  Pimpinan  Provinsi  (DPP)  Apindo  DKI
              Jakarta,  Nurjaman  menegaskan,  pihaknya  memiliki  beberapa  alasan.  Pertama  adalah,  dinilai
              tidak sesuai dengan regulasi.
              "Tidak  sesuai  dengan  aturan  yang  semestinya,  karena  dalam  SK  Gubernur  tersebut  tidak
              mencantumkan konsiderans mengenai PP No'mor 36 tahun 2021, kata Nurjaman.

              'Nurjaman menegaskan bahwa akibat dari hal tersebut, pihak dunia usaha pun mempertanyakan
              apa yangmenjadi pertimbanganhukum atas upah minimum DKI Jakarta.

              Apresiasi  muncul  dari  ekonom  Universitas  Indonesia  (UI)  Ninasapti  Triaswati  atas  kebijakan
              Gubernur DKI Jakarta itu sebagai upaya keberpihakan terhadap para pekerja. Nina menyebut
              langkah  Anies  merupakan  hal  yang  wajar  tatkala  menggunakan  asumsi  ter'tinggi  dari
              kementerian atau lemaga pemerintah pusat sebagai indikator menetapkan besaran UMP.

              "Pemda  DKI  tentu  berusaha  yang  terbaik  untuk  rakyatnya  dengan  menggunakan  asumsi
              tertinggi" ujar Nina.

              'Nina melihat kontroversi ini terjadilantaran terdapat area abuabu dalam PP nomor 36 tahun
              2021  terkait  persoalan  waktu  yang  belum  secara  jelas  apabila  melewati  tanggal  yang  telah
              ditetapIkan. (MuFiPBN)












                                                           198
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204