Page 195 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 195

Disisi lain, statement dari Ketua IPNU PAC Malingping, Nasyudin dalam orasinya mengatakan,
              bahwa tuntutan massa aksi adalah untuk kepentingan dari serikat pekerja buruh di Banten yang
              minta kebijakan soal UMK.

              "Kami menuntut agar WH-Andika meminta maaf secara terbuka kepada rakyat Banten, menuntut
              WH mencabutlaporan terhadap 6 orang buruh, menuntut WH-Andika merespon tuntutan buruh
              dengan cara yang beretika dan beradab, kami juga menuntut WHAndika untuk berpikir waras
              sesuai peran dan fungsinya, yang di mana harus menjadi problem solving atas permasalahan
              para buruh di Banten saat ini," papamnya.

              'Sementara, Koordinator lapangan aksi, Agus Djubaedi mengatakan, aksi tersebut merupakan
              bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap sikap Gubernur Banten, WH karena dinilai tak mampu
              menyelesaikan aspirasi buruh.

              "WH dan AA sebagai pemimpin harusnya bisa lebih bijaksana dan bisa lebih berfiir sehat dalam
              menyelesaikan  setiap  permasalahan,  'Ucapan  cari  saja  pegawai  baru  yang  dilontarkan  WH
              kepada para pengusaha yang ditujukan untuk kaum, buruh adalah pernyataan yang tidak pantas
              keluar dari mulut seorang gubernur' ujar Agus dalam orasinya.

              'Terpisah, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengklaim menjadi salah satu kepala daerah
              yang tidak  mendapat  teguran  tertulis  dari  pemerintah  pusat,  lantaran  menaikan  upah buruh
              sesuai dengan PP 36 tahun 2021.

              Dalam siaran persnya, juru bicara WH, Ujang Giri, Minggu (2/ 1) menyampaikan, sebanyak 29
              dari 34 Gubernur di Indonesia menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum,
              Kabupaten/Kota (UMK), sesuai dengan formulasi PP 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Termasuk Gubernur Banten Wahidin Halim, meskipun diseranggelombang aksi buruh, dia tetap
              konsisten  dengan  keputusannya?  tulis  Ujang.  Sementara  5  Gubernur  lainnya  disurati
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker),  lantaran  sudah  melanggar  ketentuan  peraturan
              yang sudah ditetapkan.”

              "Terhadap Gubernur yang menetapkan UMP tahun 2022 tidak sesuai dengan formula PP Nomor
              36  Tahun  2021,  Menaker  telah  menyurati  masing-masing  Gubernur  dimaksud  agar
              menyesuaikan  penetapan  upah  minimum  tahun  2022  dengan  ketentuan  peraturan
              perundangan-undangan yang berlaku? sebut Ujang menirukan pernyataan Indah Anggoro Putri
              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Kemenaker,  dalam
              keterangannya, Sabtu (1/1) lalu.

              Dijelaskannya, Indah Anggoro Putri menyatakan berdasarkan hasil monitoring Kemenaker pada
              31 Desember 2021, dari 34 Provinsi yang telah menetapkan UMP tahun 2022, terdapat29 Provinsi
              yang menetapkan UMP sesuai formula PP 36 tahun 2021.

              Selain itu, terdapat 27 Provinsi yang memiliki UMK di 252 Kabupaten/Kota. "Dari jumlah tersebut,
              sebanyak 236UMK telah ditetapkan sesuai PP Nomor 36 tahun 2021, terangnya. Dia menjelaskan
              PP Nomor 36 tahun 2021 merupakan aturan turunan dari UU Nomor 11 tahun 2020 tentang
              Cipta Kerja, yang mengamanatkan penetapan upah minimum merupakan bagian dari Program
              Strategis Nasional.

              "Sesuai Pasal 4 PP Nomor 36 tahun 2021, Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kebijakan
              pengupahan  wajib  berpedoman  pada  kebijakan  Pemerintah  Pusat"  katanya,  Masih  menurut,
              Ujang, sudah menjadi keharusan bagi gubernur mematubi aturan yang sudah ditetapkan oleh
              pemerintah, termasuk peraturan mengenai formulasi pengupahan. Sudah jelas bahwa formulasi
              pengupahan itu diatur melalui PP Nomor 36 tahun 2021.



                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200