Page 73 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 73

SESUAI UU CIPTA KERJA, DISPERINAKER BADUNG TEGASKAN PERUSAHAAN TAK
              BOLEH MINTA PENANGGUHAN UMK 2022
              TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Penerapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Badung 2022
              ini  berbeda  dengan  tahun  sebelumnya.  Jika  sebelumnya  perusahaan  bisa  melakukan
              penangguhan  namun  kini  perusahaan  yang  ada  tidak  bisa  melakukan  penangguhan  untuk
              membayar gaji sesuai dengan UMK.

              Hal itu pun ditegaskan Kepala Disperinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga Senin 3 Januari 2022
              sore. Ia kembali menegaskan bahwa, tahun 2022 ini tidak ada istilah penangguhan pelaksanaan
              UMK.

              "Tidak boleh ada penangguhan UMK lagi. Ini sesuai aturan dan Undang-undang Cipta Kerja,"
              ungkap Oka Dirga Dalam undang-undang cipta kerja, Semua perusahaan wajib tunduk dan patuh
              pada UMK yang di Badung ditetakan sebesar Rp 2.961.285,40. Sehingga dirinya mengingatkan
              para pengusaha agar mengikuti besaran UMK tersebut.
              "Jadi  sesuai  UU  Cipta  Kerja  tidak  boleh  perusahaan  sampai  melakukan  penangguhan
              pelaksanaan UMK seperti tahun-tahun sebelumnya," tegasnya kembali.

              Bila ada perusahaan tidak sanggup menggaji sesuai UMK , mantan Kabag Umum Setda Badung
              ini meminta agar dikoordinasi kedalam dengan para pekerjanya. Sehingga masalah UMK bisa
              diselesaikan secara internal.

              "Jadi  perusahaan  yang  melakukan  perundingan  dengan  pekerja.  Sehingga  masalah  dapat
              diselesaikan," katanya.

              Selaku  pemerintah,  birokrat  asal  Desa  Taman  Abiansemal  Badung  itu  mengaku  tetap  akan
              mengawal  pelaksanaan  UMK  ini,  agar  ditaati  oleh  semua  pihak,  baik  perusahaan  maupun
              pekerja.

              "Kami selaku pemerintah harus menegakan aturan yang ada. Sekali lagi, kalau ada yang tidak
              sanggup, silahkan merundingkan dan tidak perlu melibatkan pemerintah," jelas Oka Dirga.

              Sejatinya katanya di Badung ada sebanyak 5 ribu perusahaan yang harus mematuhi aturan yang
              baru ini. Namun saat ini dirinya memahami sejumlah perusahaan saat ini masih ada yang belum
              beroperasi maksimal.

              "Kalau bisa kan semua melaksanakan sesuai UMK. Sehingga tidak ada masalah ke depan, apa
              lagi nanti bisa dipermasalahkan," ungkapnya.

              Untuk diketahui, berdasarkan hasil rapat Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Badung bersama
              Dewan Pengupah serta Apindo. Dalam rapat tersebut UMK 2022 naik sebesar 1,06 persen atau
              Rp 31.192,76 dari UMK 2021 yaitu Rp 2.930.092,64. Sehingga untuk tahun 2022 UMK ditetapkan
              menjadi Rp 2.961.285,40.

              Sementara  Ketua  Federasi  Serikat  Pekerja  (FSP)  Bali  Kabupaten  Badung  Wayan  Suyasa
              mengatakan, penetapan UMK 2022 telah merujuk kepada Undang-Undang Cipta Kerja.

              Suyasa yang juga menjabat Wakil Ketua I DPRD Badung ini pun berharap pelaksanaan UMK
              2022 tidak ada masalah. Namun, bila dalam pelaksanaannya nanti ada perusahaan yang tidak
              sanggup  dengan  alasan  tertentu,  pihaknya  pun  menyarankan  agar  diselesaikan  secara
              kekeluargaan. (Berita Tabanan Lainnya.




                                                           72
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78