Page 4 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 4

Ringkasan

              Pemerintah menerbitkan aturan hubungan kerja di masa pandemi Covid-19 khususnya di masa
              Pemberlakukan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat  (PPKM).  Aturan  tersebut  tertuang  dalam
              Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (Kepmenaker) Nomor 104 Tahun 2021 tentang Pedoman
              Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona. "Kepmenaker ini adalah sebagai
              wujud respons Kementerian Ketenagakerjaan terhadap adanya dampak pandemi Covid-19 dalam
              hubungan  kerja,"  kata  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah,  di  Jakarta,  Senin
              (16/8/2021).



              BURUH DIRUMAHKAN KENA DAMPAK PPKM, PENGUSAHA TETAP WAJIB BAYAR
              GAJI

              JAKARTA  -  Pemerintah  menerbitkan  aturan  hubungan  kerja  di  masa  pandemi  Covid-19
              khususnya di masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Aturan tersebut
              tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (Kepmenaker) Nomor 104 Tahun 2021
              tentang Pedoman Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona.

              "Kepmenaker ini adalah sebagai wujud respons Kementerian Ketenagakerjaan terhadap adanya
              dampak pandemi Covid-19 dalam hubungan kerja," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida
              Fauziyah, di Jakarta, Senin (16/8/2021).

              Menurut  Ida  pandemi  Covid-19  adalah  masalah  bersama  bagi  pemerintah,  pengusaha,  dan
              pekerja/buruh.  Sehingga,  penanganan  dampak  pandemi  membutuhkan  komitmen  dan  kerja
              sama semua pihak. "Oleh karena itu, dalam Kepmenaker ini kita ingin menekankan pentingnya
              dialog sosial. Karena kita ingin semua pihak benar-benar terlindungi dari dampak pandemi ini,"
              kata Ida.

              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Indah
              Anggoro  Putri  mengatakan  Kepmenaker  No.104  Tahun  2021  mencakup  tiga  hal.  Pertama,
              pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan bekerja di kantor/tempat
              kerja atau Work From Office (WFO) dan kedua terkait pelaksanaan upah dan hak-hak pekerja
              lainnya.
              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja,
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," kata
              Putri.

              Sedangkan  untuk  WFO,  harus  diatur  persentase  pekerja  yang  bekerja  secara  WFO,  serta
              pengaturan  shifting  atau  pembagian  waktu  kerja  dan  hari  kerja  dalam  satu  bulan  secara
              bergiliran. "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang
              sehat. Bagi ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," jelas Putri.
              Dalam Kepmenaker No. 104 Tahun 2021 ini juga dijelaskan mengenai perusahaan yang terpaksa
              merumahkan pekerja karena dampak pandemi Covid-19. Di mana pekerja/buruh tetap berhak
              atas gaji/upah saat dirumahkan. "Lalu perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar
              upah bagi para pekerja, maka pengusaha dan pekerja dapat membuat kesepakatan penyesuaian
              upah," terang Putri.

              Putri menambahkan, perhitungan iuran manfaat jaminan sosial bagi pekerja, pesangon, dan hak-
              hak  lain  bagi  pekerja,  yang  dihitungkan  dengan  upah,  maka  harus  mengacu  kepada  upah
              sebelum penyesuaian.



                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9