Page 40 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2021
P. 40

Ini jelas data menyedihkan mengingat potensi permasalahan yang timbul bila orang kehilangan
              pekerjaan. Namun, dengan data ini kita bisa mengukur dan menentukan, apa langkah-langkah
              terbaik  yang  bisa  ditempuh  agar  dampak  pandemi  ini  tidak  semakin  buruk,  dan  orang  bisa
              kembali bekerja lagi.

              Selama pandemi tak kurang dari 71 perusahaan ditutup atau tidak beroperasi lagi dan 2.801
              perusahaan saat ini juga terancam ditutup. Ini makin menjelaskan, betapa tekanan ekonomi
              selama  pandemi  begitu dalam  sehingga pemerintah  sampai  membelanjakan  Rp744,75  triliun
              pada 2021 untuk penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional.

              Dari jumlah itu, Rp529,8 triliun alias 71,13% dialokasikan untuk pemulihan ekonomi nasional,
              sebuah  ongkos  yang  mahal  dan  memaksa  negara  untuk  menambah  utang.  Namun,  tanpa
              intervensi pemerintah, tentu kerusakan ekonomi akibat pandemi bisa semakin luas dan dalam.



              Sebagian besar pengusaha, pasti menginginkan agar pabrik-pabrik mereka segera beroperasi
              demi  bertahan  hidup,  dan  -tentu  saja-jangan  sampai  gulung  tikar.  Bila  merujuk  2.801
              perusahaan yang tengah terancam, rasanya sebuah solusi harus segera ditemukan.

              Bukan  tidak  mungkin,  ribuan  perusahaan  itu  akan  tinggal  nama  jika  pembatasan  kegiatan
              masyarakat  terus  diberlakukan.  PPKM  pada  ujungnya  juga  membatasi  aktivitas  produksi,
              sehingga ke depan tentu mesti dicari cara bagaimana agar permintaan bisa dijaga, dan mesin-
              mesin pabrik kembali berputar.

              Tentu semua ingin pandemi segera berakhir atau bila virus tak bisa dihilangkan sama sekali kita
              harus beradaptasi. Selain manusia yang kita tengah menghadapi seleksi alam karena Covid-19,
              peru-sahaan-perusahaan itu juga sedang mengalami hal serupa kaiena cara hidup yang berubah.

              Jangan  pernah  bermimpi  situasi  nanti  bisa  seperti  sebelum  pandemi.  Semua  tak  sama,  tak
              pernah sama sebagaimana judul lagu milik grup musik Padi. Hanya usaha yang tangkas untuk
              berubah akan selamat, dan tak semata-mata runtuhnya sejumlah perusahaan karena pandemi
              ini, tetapi kelambanan untuk menyesuaikan diri.

              Guru Besar Universitas Indonesia Rhenald Kasali bahkan menyebut, ada 10 bidang usaha yang
              berubah  secara  permanen  bahkan  bergerak  tumbuh  saat  pandemi.  Demikian  juga  sejumlah
              profesi seperti dokter, ahli farmasi, dosen, ahli statistik yang semula sulit beradaptasi kini telah
              bisa menyesuaikan diri dengan situasi.

              ***

              Lalu apakah hilangnya pekerjaan dari ratusan ribu orang yang telah di-PHK dan dirumahkan
              adalah gambaran menyeluruh dari situasi ketenagakerjaan saat ini? Rasanya tidak. Bila merujuk
              profil  pekerja  informal  Indonesia  yang  cukup  besar,  jelas  masih  banyak  angka  yang  belum
              terdeteksi.

              Saat PPKM Darurat mulai berlaku pada 2 Juli 2021, kita bisa melihat begitu banyak orang yang
              ternyata tidak punya pilihan untuk tetap bekerja karena bisa jadi itulah satu satunya cara untuk
              bertahan hidup.

              Itulah  mengapa  dalam  kebijakan  berikutnya,  sejumlah  relaksasi  dilakukan,  seperti
              diperbolehkannya  makan  di  tempat  di  restoran  atau  warung,  pusat  perbelanjaan  dibuka,
              demikian pula dengan uji coba operasional pabrik dengan adaptasi kebiasaan baru berbasis data
              dan ilmu pengetahuan.



                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45