Page 219 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 219

Ringkasan

              Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) NTT
              Tahun  2022  melalui  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor  392/KEP/HK/2021  tanggal  19
              November 2021. Penetapan tersebut didasarkan pada usulan Dewan Pengupahan Provinsi NTT.
              Upah Minimum Pekerja (UMP) untuk tahun 2022 naik Rp 25.000 dari dua tahun sebelumnya
              yaitu tahun 2020 dan tahun 2021 sebesar Rp 1,950,000.



              UPAH MINIMUN PROVINSI NTT TAHUN 2022 NAIK SEBESAR RP 25 RIBU

              Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) NTT
              Tahun  2022  melalui  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor  392/KEP/HK/2021  tanggal  19
              November 2021. Penetapan tersebut didasarkan pada usulan Dewan Pengupahan Provinsi NTT.
              Upah Minimum Pekerja (UMP) untuk tahun 2022 naik Rp 25.000 dari dua tahun sebelumnya
              yaitu tahun 2020 dan tahun 2021 sebesar Rp 1,950,000.

              "Upah Minimun Provinsi Tahun 2022 adalah sebesar Rp1.975.000. Penetapan ini menjadi acuan
              bagi Pemerintah Kabupaten/Kota Se-NTT untuk tetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota dan
              mensosialisasikan  kepada  pihak  terkait serta  memonitoring  pelaksanaannya," jelas  Sektetaris
              Daerah  (Sekda)  NTT,  Benediktus  Polo  Maing  saat  menyampaikan  keterangan  pers  di  Kantor
              Gubernur, Selasa (23/11/2021).
              Menurut dia, penetapan UMP tersebut dilakukan setelah mendengar usulan Dewan Pengupahan
              Provinsi NTT yang dibentuk melalui SK Gubernur pada bulan Juli 2021.

              "Dewan  pengupahan  ini  terdiri  dari  unsur  pemerintah,  unsur  pengusaha  atau  pemberi  kerja
              dalam hal ini Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia).Lalu dari unsur pekerja atau penerima kerja
              yang  diwakili  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI),  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh
              Indonesia (KSPSI). Kemudian dari unsur buruh, ada Serikat Buruh Seluruh Indonesia(SBSI) dan
              Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI). Tugas tim ini adalah menghitung UMP dan
              mengusulkan kepada Gubernur. Atas dasar usulan tersebut, Gubernur tetapkan UMP, " jelasnya.

              Ia mengungkapkan ada kenaikan dalam UMP Tahun 2022 yakni sebesar Rp25.000 dibandingkan
              tahun 2021. Perhitungan kenaikan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan.
              "Beberapa indikator yang dipakai dalam perhitungan UMP adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi,
              perhitungan batas atas dan batas bawah upah serta upah Minimum tahun berjalan. Batas atas
              adalah 2.500.000 rupiah dan batas bawah 50 persen dari batas atas atau Rp1.250.000. Ada
              rumus untuk hitung semua ini. Untuk pertumbuhan ekomominya dihitung dari kuartal IV tahun
              2020 serta kuartal I, II dan III tahun 2021. Sedangkan inflasi dihitung dari September 2020
              sampai Septemeber 2021 year on year (YoY). Dengan formulasi ini, tim bekerja untuk hitung
              (UMP) di NTT," jelasnya.

              Terkait pengawasan terhadap pelaksanaan UMP, menegaskan ada tim kerjasasma tripartit baik
              di  Provinsi  maupun  Kabupaten/Kota.  Ada  tiga  unsur  dalam  lembaga  itu  yakni  pemerintah,
              pemberi kerja dan penerima kerja.

              "Jika  ada  persoalan  antara  Pemberi  Kerja  dan  Penerima  kerja,  pengaduan  dari  pekerja
              disampaikan kepada Pihak Pemerintah yakni Dinas Koperasi, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
              Lalu pengawas fungsional dari dinas memfasilitas proses mediasi. Kalau tidak selesai juga, baru



                                                           218
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224