Page 291 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 291

UMP HANYA JARING PENGAMAN

              UPAH Minimum Provinsi (UMP) Kaltim tahun 2022 telah diputuskan. Mengalami kenaikan 1,11
              persen atau bertambah Rp 33.118,50. Sehingga UMP Kaltim tahun depan diketuk di angka Rp
              3.014.496. Angka im harus dipatuhi semua perusahaan berada di sektor menengah.

              Kepala  Bidang  (Kabid)  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  (Jamsos)  Dinas
              Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  (Disnakertrans)  Kaltim,  Usman  menjelaskan,  sampai  saat  ini
              sejak diumumkan pada 20 November lalu, belum ada laporan keberatan yang disampaik pihak
              perusahaan atau pengusaha terkait penetapan UMP tersebut.

              Saat ini pihaknya tengah menunggu keputusan Upah Minimum Kota (UMK) dari kabupaten/ kota
              yang harus disetor paling lambat 25 November besok.

              "Baru  Balikpapan  yang  menetapkan  UMK-nya.  Yang  lain  belum.  Mereka  (kabupaten/kota)
              menyebut, masih rapat. Nah, yang jelas UMP ini jaring pengaman. UMK harus lebih tinggi dari
              UMP.  Jadi  kabupaten/kota  harus  memakai  UMK,  bukan  UMP,"  ucap  Usman.  Selasa  (23/11)
              kemarin.

              Usman menegaskan, mekanisme perhitungan sama dengan aturan yang sudah ditetapkan saat
              ini. Sehingga, tidak ada perbedaan dan harus segera dilaporkan sesegara mungkin.

              "Kami terus menunggu untuk laporan UMK-nya. Mekanismenya sama. Cuma UMK ini intinya
              harus lebih tinggi dari UMR" tegasnya.
              Untuk  pertama  kalinya  sejak  disahkan  tahun  lalu,  Undang-undang  Cipta  Kerja  akhirnya
              digunakan untuk menerapkan metode perhitungan upah minimum kerja. Hasilnya, para pekerja
              atau  buruh  harus  rela  jika  kenaikan  nilai  upah  minimum  sangat  kecil.  Namun  sisi  lain  dari
              penerapan UU ini, setiap perusahaan atau pengusaha yang mengabaikan nilai upah minimum
              kerja akan dikenakan sanki pidana. Artinya, pengusaha yang abai terhadap penerapan nilai upah
              minimum tersebut harus siap-siap dibui dan didenda dengan nilai yang tidak sedikit.

              Dewan Pengupahan Kota (DPK) yang terdiri dari unsur perwakilan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
              Samarinda, kalangan pengusaha dalam hal ini Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Samarinda
              dan perwakilan serikat buruh, menggelar rapat tertutup Senin (22/11) lalu.

              Sayangnya pembahasan yang berlangsung tertutup itu tak bisa dibeberkan secara detail oleh
              Kepala Disnaker Samarinda Wahyono Hadiputro. Khususnya saat ditanya nominal. Ia mengaku
              masih harus mengurus rekomendasi ke Disnakertrans Kaltim. "Hasilnya kami sampaikan ke wali
              kota dulu, untuk meminta persetujuan dari provinsi," ungkapnya.

              Meski ia sendiri memastikan bahwa UMK Samarinda lebih tinggi dari UMP Kaltim, namun naiknya
              tidak signifikan. Bahkan" tidak sampai menyentuh satu persen, dari UMK sebelumnya. Untuk
              diketahui nilai UMK Samarinda terakhir yang naik pada tahun lalu hanya Rp 3,1 juta. Sehingga
              masyarakat sudah bisa memprediksi bagaimana upah minimum tahun depan.

              "Ya memang tidak banyak, tapi itu sudah disesuaikan dengan aturan," sebutnya.

              Dalam  hal  ini  mengacu  ada  Peraturan  Pemerintah  epublik  Indonesia  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang  pengupahan  sebagai  turunan  dari  UU  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja.
              Sehingga ia memastikan penetapan UMK Samarinda tahun depan sudah disesuaikan dengan
              formula dalam kedua beleid tersebut. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa menentukan upah
              minimum disesuaikan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan, meliputi paritas daya beli, tingkat
              penyerapan tenaga kerja, dan meaian upah. Tak heran pihak DPK juga melibatkan Badan Pusat
              Statistik (BPS) Samarinda, (mrf/nha)

                                                           290
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296