Page 354 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 354

KOMISI V TAMPUNG ASPIRASI KSBSI SOAL UMP

              Bandar Lampung - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menerima audensi dari
              Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI),Terkait kenaikan UMP yang hanya naik
              Rp.8.484. Rabu (24/11) Anggota komisi V DPRD Lampung Apriliati mengatakan, bahwa pihaknya
              akan  menyampaikan  aspirasi  KSBSI  dari  tingkat  Gubernur  hingga  ke  Pemerintah  Pusat  soal
              kenaikan UMP Lampung.

              "Kami komisi V, akan mengawal aspirasi dari buruh agar sampai ke Gubernur Lampung dan
              mengawal aspirasi tersebut hingga ke pemerintah pusat, " kata Apriliati saat diwawancara media.

              Menurutnya,  penetapan  UMP  itu  dari  pemerintah  pusat  yang  tertuang  dalam  SK  Gubernur
              Lampung  dan  berlaku  pada  Januari  tahun  2022  "Keputusan  atas  penetapan  UMP  tersebut
              tertuang  dalam  SK  Gubernur  Lampung  No  G/634/V.08/HK/2021  pada  19  November  2021,
              tentang UMP Lampung 2022 dan mulai berlaku 1 Januari 2022," katanya Sementara Kepala Dinas
              Agus  Nompitu  mengatakan,  jika  penetapan  tersebut  berdasarkan  hasil  rapat  dari  Dewan
              Pengupahan  yang  dilaksanakan  pada  tanggal  15  November  dan  harus  ditetapkan  selambat-
              lambatnya 21 November setiap tahunnya.

              "UPM tersebut ditetapkan mengacu pada UU No 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, PP 36/2021
              Tentang     Pengupahan,     dan     Surat    Edaran     Menteri    Ketenagakerjaan     No.B-
              M/383/HI.01.00/XI/2021, " jelasnya Menurut Nompitu, penetapan itu berlaku bagi pekerja yang
              memiliki masa kerja di bawah 1 tahun.

              "Dan perusahaan tidak boleh membayar pekerja lebih rendah dari standar yang ditentukan,"
              urainya Sehingga, sambung Nompitu sapaan akrabnya, jika ada perusahaan yang melanggar
              aturan akan terancam UU Cipta Kerja.

              "Jika ada perusahaan yang tidak taat aturan, sanksinya ada dalam UU Cipta Kerja. Yakni Sanksi
              pidana berupa penjara 1 hingga 4 tahun dan atau membayar denda Rp100-400 juta, "jelasnya
              Hal  senada  juga  diungkapkan  Koordinator  Wilayah  KSBSI  Lampung  R.  E.  L  Tobing,  bahwa
              kedatangan dirinya menyampaikan tujuh tuntunan terhadap ketenagakerjaan.

              "Yakni Meminta Menteri Ketenagakerjaan diturunkan dan mengabulkan judicial review KSBSI
              atas  UU  No  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  dalam  perkara  No  103/PUU-XVIII/2020,
              keluarkan  klaster  ketenagakerjaan  dari  UU  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja,  kembalikan
              klaster ketenagakerjaan ke ranah tripartit, menolak upah murah dan menolak outsourcing atau
              alih daya dan kontrak diperluas, "tandasnya.

























                                                           353
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359