Page 349 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 349

JELANG PENGUMUMAN RESMI UMK JABAR, UNJUK RASA BURUH MAKIN MARAK

              JELANG pengumuman resmi besaran upah minimum kota/kabupaten (UMK) Jawa Barat 2022
              pada 30 November 2021 mendatang, unjuk rasa dari serikat pekerja makin marak. Bahkan, para
              pekerja mengancam mogok jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

              Menyikapi hal ini Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, bahwa dalam menetapkan upah,
              pemprov mengikuti rumus perhitungan upah dari pemerintah pusat melalui PP 36/2021 tentang
              pengupahan. Ia meminta hal ini untuk dipahami semua pihak karena situasi ekonomi juga masih
              belum membaik 100 persen.

              "Jika memang ada yang kurang puas terhadap dan menolak UMK silakan sampaikan aspirasi-
              aspirasi  dengan  cara  yang  baik,  cara-cara  dialog.  Sehingga  ke  depannya,  bisa  menemukan
              rumus-rumus yang saling memahami dan menguntungkan," kata Ridwan Kamil, Rabu (24/11).

              Terkait  adanya  tidak  adanya  kenaikkan  UMK  2022  di  11  kabupaten/kota  di  Jabar,  Gubernur
              mengatakan hal tersebut telah disesuaikan dengan aturan yang ada (PP Nomor 36 Tahun 2021
              tentang Pengupahan). "Karena hitungan yang baru memberikan batasan, ada batas atas dan
              atas bawah. Peraturannya mengatur kalau setelah dihitung rumusnya melewati batas atas maka
              dia sama seperti tahun sebelumnya," jelasnya.

              Yang jelas, kata Ridwan Kamil, pemprov mengikuti rumus perhitungan upah dari pemerintah
              pusat. Karena itu ia meminta hal ini harus dipahami oleh semua pihak.

              Di sisi lain, menanggapi aksi unjukrasa dari 9 serikat buruh yang menuntut kenaikan UMK Tahun
              2022 sebesar 10 persen pada Selasa (23/11). Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota
              Bandung, Arief Syaifudin mengatakan pihaknya akan mengkoordinasikan tuntutan buruh kepada
              Wali Kota Oded M Danial.

              "Saya harus koordinasi dengan pak walikota dan aspirasi ini juga kita akan sampaikan, karena
              ini hak mereka juga buruh untuk menyampaikan aspirasi. Mudahan-mudahan bisa keluar hasil
              yang terbaik," kata Arief.

              Ia mengapresiasi tuntutan buruh yang ingin UMK naik 10 persen yang artinya perekonomian di
              Kota Bandung itu bagus, sebab kalau misalnya UMK di bawah 10 persen artinya perekonomian
              tidak bagus. Namun saat disinggung, apakah pihaknya akan mengabulkan keinginan buruh naik
              10 persen, hal tersebut harus sesuai dengan aturan yang ada.

              "Bukan masalah ikut pusat atau daerah, tapi ikut aturan yang ada. Proses penetapan UMK di
              Kota  Bandung,  akan  mengikuti  arahan  dari  Pemprov  Jabar.  Yang  menerapkan  provinsi,  kita
              hanya mengajukan rekomendasi saja dan belum diajukan, karena masih proses," jelasnya lagi.
              (OL-15)




















                                                           348
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354