Page 14 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 APRIL 2019
P. 14
Sementara sepuluh pekerja migran dari provinsi Banten, yakni Tangerang (8) dan
Serang (2). Pekerja migran lainnya masing-masing berasal dari NTB (Sumbawa dan
Lombok Tengah), Jawa Tengah (Pekalongan), dan Jawa Timur (Jember dan
Banyuwangi).
Dubes KBRI Amman, Andy Rachmianto, mengatakan program amnesti pemerintah
Yordania ini harus dimanfaatkan sebenar-benarnya karena program ini tidak selalu
ada setiap tahunnya.
"Kami menargetkan setidaknya 50 persen dari WNI yang berstatus ilegal dapat
dibantu kepulangannya," ucapnya.
Kebijakan amnesti diberlakukan selama enam bulan, terhitung sejak 12 Desember
2018 dan akan berakhir pada 12 Juni 2019. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan
program ini, KBRI Amman telah melakukan berbagai sosialisasi baik dengan
pertemuan langsung, telepon, maupun melalui media sosial.
Atase Ketenagakerjaan KBRI Amman, Suseno Hadi, mengatakan hampir seluruh
WNI yang memanfaatkan program amnesti ini merupakan para pahlawan
penyumbang devisa, yang seluruhnya perempuan dan telah menetap di Yordania
selama belasan tahun.
Maka diharapkan mereka dapat memanfaatkan program amnesti ini untuk dapat
kembali ke Indonesia. Bagi mereka yang tidak memanfaatkan program ini, denda
izin tinggal akan dihitung sejak masa izin tinggal resminya habis dengan
perhitungan 1,5 Jordan Dinar (sekitar Rp 29.500) per hari.
Setelah diumumkannya program amnesti, jumlah pekerja migran bermasalah yang
mendaftarkan diri ke KBRI terus bertambah setiap harinya. Program ini diharapkan
dapat menjaring seluruh WNI yang bermasalah terhadap pelanggaran izin tinggal di
Yordania.
"KBRI telah berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan beberapa institusi pemerintah
terkait agar bisa membantu kepulangan mereka ke Tanah Air," kata Suseno.
Saat pekerja imigran tiba di Indonesia, suasana haru menyelimuti mereka dan
keluarganya yang menjemput di bandara. "Alhamdulillah bisa pulang melalui
amnesti Yordania. Jadi bisa pulang gratis dan proses kepulangannya pun sangat
cepat," kata Altarmini (35) asal Bandung yang telah bekerja lima tahun di Yordania.
Sementara Tania (31) pekerja migran dari Cianjur mengaku senang bisa kembali
Indonesia. "Saya senang bisa kembali ke Tanah Air dengan cepat dan tanpa biaya.
Semua hak-hak kami pun sudah dilunasi. Tak ada masalah," katanya yang sudah
tujuh tahun berpisah dengan keluarga.
Page 13 of 89.