Page 6 - BAB 3
P. 6
atau berdaassr atas Persetujuan perihal pembagian warga Negara yang
dilampirlan kepada Persetujuan Perpindahan memperoleh kebangsaan
Indonesia, dan mereka yang kebangsaan tidak ditetapkan oleh
Persetujuan tersebut, yang pada tanggal 27 Desember 1949 sudah
menjadi warga Negara Indonesia menurut perundang-undang Republik
Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut”. Ada beberapa
peraturan perundangan tentang kewarganegaraan Indonesia sejak
proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, yakni: UU No. 3 Tahun
1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara Republik Indonesia,
UU No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan UU No. 3 Tahun 1946, dan
UU No. 8 Tahun 1947 tentang memperpanjang waktu untuk
mengajukan pernyataan berhubung dengan kewarganegaraan Negara
Indonesia. Ketentuan pasal 5 ayat 1 yang dimaksud adalah ketentuan
dalam UU No. 3 Tahun 1946 yang berbunyi: “Kewarganegaraan
Indonesia dengan cara naturalisasi diperoleh dengan berlakunya
undang-undang yang memberikan naturalisasi itu”.
Dari ketentuan pasal 144 UUDS ini dapat diidentifikasi bahwa
ada tiga kelompok orang yang menjadi warga negara Indonesia:
Pertama, orang yang menurut Persetujuan Perihal Pembagian Warga
Negara (PPPWN) KMB (Lembaran Negara No.2 Tahun 1950)
memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Mereka yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah kawula negara Belanda bukan orang
Belanda yang tidak menolak kewarganegaraan Indonesia. Mereka
adalah orang-orang keturunan Tionghoa yang lahir di Indonesia dari
orang tua yang bermukim di Indonesia dan tidak pernah
menggunakan kesempatan menolak kewarganegaraan Indonesia
dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak penyerahan
WARGA NEGARA 48