Page 90 - Filsafat Illmu dan Rekonstruksi Teori - Markani
P. 90
pendidikan kejuruan bertugas membentuk peserta didik agar
memiliki kemampuan, wawasan, dan keterampilan di bidang
kompetensi yang digelutinya. Pendidikan kejuruan/vokasi
adalah untuk membekali peserta didik dengan seperangkat
keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang dapat digunakan
untuk bekerja dalam bidang tertentu atau mengembangkan diri
sesuai bidang keahliannya. Dengan demikian, penyusunan
kurikulum dan standar kompetensi yang sesuai dengan bidang-
bidang keahlian tertentu sangat dibutuhkan sebagai refleksi
atas kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh setiap lulusan
pendidikan kejuruan.
Roh pendidikan kejuruan di Indonesia (TVET) adalah
mendidik manusia bernilai guna, bermakna bagi kehidupan,
kompeten, menekankan peran dan fungsi pendidik atau pelatih
dalam proses pembelajaran, sebagai ahli yang menguasai
subyek materi, mampu mengembangkan skill melalui berbagai
pelatihan, pengulangan, pengkondisian, dan pengembangan
kebiasaan baik perilaku peserta didik. Pembelajaran peserta
didik dilakukan secara progresif dari skill yang kurang komplek
ke skill yang lebih komplek (Sudira, 2012:18).
4.2. Paradigram Pendidikan Vokasi
Saat ini, adalah era dimana pendidikan vokasi harus
benar-benar melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pencipta alumni yang siap kerja. Pendidikan vokasi senantiasa
dituntut untuk menghasilkan alumni yang diharapkan oleh
stakeholder. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran yang
dilakukan harus senantiasa mematuhi aturan yang sudah
ditetapkan tanpa terpengaruh oleh kekuasan (power) dari luar
yang dapat menurunkan citra dari pendidikan vokasi. Melihat
81
Filsafat Ilmu & Rekonstruksi Teori