Page 26 - MODUL SAINS ANAK USIA DINI
P. 26
B. Peranan Sains dalam Perkembangan Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif
Anak Usia Dini
K O G N I T I F
Fokus pembelajaran bukan hanya agar anak mengetahui atau mengolah
informasi sebanyak-banyaknya, namun bagaimana mengolah informasi yang
diperoleh anak agar menjadi bermakna sehingga mudah diingat oleh anak dan
menggunakan konsep dan prinsip dari informasi yang diperolehnya agar
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran sains harus
mengutamakan proses dan konten pembelajaran, agar konten pengetahuan
yang diperoleh dalam proses pembelajaran menjadi bermakna dan bermanfaat
bagi diri anak. Proses pembelajaran sains mengedepankan penguasaan konsep
berupa fakta, teori, maupun prinsip, sehingga dibutuhkan berbagai kegiatan
pembelajaran yang dapat memfasilitasi pencapaian tujuan tersebut berupa
kegiatan observasi, media pembelajaran sains, serta eksperimen sederhana
yang menarik perhatian anak.
P S I K O M O T O R I K
Pembelajaran yang bermuatan nilai-nilai sains dapat mendorong anak untuk
memaksimalkan pergerakan anggota tubuhnya, misalnya ketika anak diajarkan
untuk melakukan kegiatan observasi atau eksperimen sederhana. Terlebih
anak usia dini memiliki karakteristik aktif dalam bergerak, sehingga kegiatan
sains dapat memaksimalkan hal tersebut menjadi kegiatan yang bermanfaat.
Bukan hanya motorik kasar yang dapat dikembangkan saat belajar sains,
namun juga memiliki efek pada motorik halus anak. Berbagai kegiatan sains
yang dapat mengembangkan motorik kasar anak seperti mencampur warna,
bercocok tanam di halaman, serta merangkai alat atau bahan saat melakukan
eksperimen sederhana. Adapun kegiatan sains yang dapat melatih motorik
halus dapat dilakukan melalui aktivitas menulis dengan pensil, menggaris,
mengukur, memilah benda berdasarkan karakteristik bahan, menggunting,
serta aktivitas lain yang terlibat saat kegiatan sains berlangsung.
A F E K T I F
Pembelajaran sains yang dilaksanakan dengan melibatkan anak secara aktif
dalam proses pembelajaran akan menjadikan anak merasakan perubahan nyata
pada sikapnya berupa kebiasaan untuk jujur dalam menyatakan hasil
pembelajaran yang diperoleh, bertanggung jawab atas pekerjaan yang
diberikan, serta bekerjasama yang baik saat melakukan percobaan. Anak
melaksanakan berbagai kegiatan sains secara nyata, sehingga terbiasa dengan
nilai-nilai positif yang ditanamkan akan membentuk pola perilaku yang
benar-benar diwujudkan dalam perbuatan anak dalam kehidupannya.