Page 55 - M-POWER -sms1 031025
P. 55
OPINI
Bagaimana pandangan Bapak terkait masih adanya
misshmatch dalam dunia kerja? Hobi atau aktivitas yang masih Bapak lakukan
di waktu luang?
Itu bisa kita urai sebenarnya. Angkatan kerja kita saat
ini 60 persen adalah lulusan SMP, kalau perguruan tinggi Badminton dan tenis meja menarik apalagi di kantor
ada masalahnya sendiri. Jadi ada ketimpangan antara Kemnaker ini fasilitas olahraganya sudah sangat baik.
yang ditawarkan dengan yang diberikan. Memang saya Kemudian saya suka jalan kaki. Biasanya kalau lagi
melihat ini masih menjadi PR kita untuk dinas di suatu tempat, saya sempatkan untuk jalan
mengharmoniskan. Industri harus bisa memberikan melihat destinasi wisata, kulinernya dan lain-lain. Ya,
informasi yang cukup, apa sih kebutuhan saat ini dan semoga setelah masa transisi ini hobi itu bisa saya
kedepannya? dan bagaimana institusi pendidikan siap lakukan lagi
dengan itu. Misalnya lulusan SMK baru punya level
kompetensi skala 2 dari 5 itu artinya dia sudah bisa
melakukan sesuatu. Nah, dengan modalitas yang dimiliki
Kemnaker, kita bisa beri skill tambahan. Lulusan
perguruan tinggi juga punya kompetensi teknis yang
banyak. Namun dunia industri mensyaratkan sertifikasi.
Jadi, Kemnaker harus memastikan mereka siap bekerja
ke industri dengan mendorong mereka memiliki 55
kompetensi dan sertifikasi.
Sebagai Guru Besar tentu pendekatannya berbasis
riset. Seandainya kebijakan Bapak kurang efektif apakah
bersedia dikiritik?
Bersedia dikritik itu harus, saya punya value itu.
Akademisi itu dunia fair, kalau lagi seminar biasanya ada
yang mengkritik. Mungkin nanti ada aturan atau regulasi
saya yang dikritik, misal dari media, atau ada gugatan
dan seterusnya itu hal yang biasa sebenarnya. Tapi
tugas kita memastikan bahwa produk regulasi dari
kementerian ini benar-benar hasil dari suatu kajian
yang baik, dan didukung oleh data-data. Jadi tidak
bisa kebijakan atau regulasi kita hanya berbasis pada
commons sense.
Edisi Semester I-2025
FOTO: DOK. KEMNAKER EDISI SEMESTER I-2025

