Page 6 - modul perjuangan fisik
P. 6
secara besar-besaran terhadap kota Medan. Akhirnya pemerintahan pun harus pindah di Pematang
Siantar.
3. Pertempuran Ambarawa (Sejak 26 Oktober 1945)
Ambarawa adalah kota yang terletak di wilayah Jawa Tengah, dan lebih tepatnya di antara kota
Magelang dan kota Semarang. Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara sekutu dibawah pimpinan
Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurusi tawanan perang dan tentara
Jepang yang ada di penjara Ambarawa dan Magelang. Sama seperti yang lainnya, kedatangan
Sekutu disambut hangat oleh Gubernur Jawa Tengah karena pihak Sekutu telah berjanji tidak akan
menggangu sistem pemerintahan yang ada di Jawa Tengah. Namun NICA yang memboncengi
Sekutu mempersenjatai para bekas tawanan sehingga menimbulkan kemarahan dai pihak bangsa
Indonesia.
Konflik berlangsung setelah itu, bermula di Magelang pada 26 Oktober 1945, dan pertempuran
itu berlanjut antara Sekutu dengan TKR (tentara keamanan rakyat), dan pertempuran barulah
berhenti ketika Sukarno tiba di Magelang pada 2 November 1945 dan menghasilkan 12
kesepakatan. Namun dalam kenyataannya, Sekutu melanggar kesepakatan tersebut, salah satunya
yaitu dengan menambah jumlah pasukan di Magelang. Maka dengan alasan tersebutlah terjadi
pertempuran antara TKR dan Pasukan Sekutu di Ambarawa. Pasukan Sekutu yang ada di Magelang
pun di bawa ke Ambarawa, bahkan Pasukan Sekutu menjatuhkan bom di desa-desa sehingga TKR
harus mundur.
Selanjutnya, pada 21 November 1945, datang bantuan TKR dari Purwokerto dan Yogyakarta.
Mereka mengepung Ambarawa dengan menduduki desa-desa di sekitar kota. Disinilah Letnan
Kolonel Isdiman gugur dan di gantikan oleh Kolonel Soedirman. Kehadirannya membawa harapan,
maka mulai lah diadakan koordinasi untuk mengepung Sekutu, sedangkan bantuan dari daerah
terdekat seperti Yogyakarta, Solo terus mengalir sehingga membuat Sekutu terdesak. Setelah
bertempur selama 4 hari, Ambarawa berhasil kembali ke tangan bangsa Indonesia. Tepat pada
tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan kemenangan ini kemudian diabadikan dengan
berdirinya Monumen Palagan Ambarawa.
4. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung,
provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000
penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan
di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara
NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam
Perang Kemerdekaan Indonesia.
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober
1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar
semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka.
Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-
tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan
TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan
melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel
Homanndan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian,
MODUL SEJARAH INDONESIA KD 3.10 DAN 4.10