Page 15 - oke mutiara kebun sawit
P. 15

Mataku menangkap keluguan burung-burung

               di  hadapanku  merdeka  katanya.  Hingga  akhirnya


               mereka terbang kemudian mencari makan. Bukanya

               lambung hanya sekepal. Tapi kenapa keinginan tak


               henti-hentinya  menghantui.  Bukanya  manusia

               hanya  akan  membawa  amal  saat  mati.  Tetapi


               mengapa  banyak  orang  menumpuk  harta.  Apakah

               itu semua hanya sebuah rayuan manis yang harus


               didengarkan kemudian dimuntahkan begitu saja.

                       Sepertinya kampung halaman telah menjadi


               penting,  bagi  setiap  manusia  di  sini.  Bagaimana

               denganku? Adakah tempat terpercaya untuk menuju

               sukses tanpa perlu bertanya di mana kampungmu.


               Atau  aku  hanya  manusia  takut  persaingan.

               Pertanyaan-pertanyaan  itu  muncul  bersama  bau


               kopi juga pisang goreng istriku.




               11 | M u t i a r a   K e b u n   S a w i t
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20