Page 8 - BULETIN 1150
P. 8

BULETIN
            BULETIN            Parlementaria


                       Perubahan OPM ke KKB
    KOMISI I • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA  Menyuburkan Kekerasan










                      nggota Komisi I DPR
                      RI Hasanuddin menilai
                      perubahan nama
            A kelompok separatis
            di Papua oleh pemerintah justru
            menyuburkan kekerasan itu sendiri.
            Sebelumnya kelompok ini diberi
            nama Organisasi Papua Merdeka     Anggota Komisi I DPR RI
            (OPM), menurutnya, kemudian       Hasanuddin. Foto: Jaka/Man
            diubah menjadi Kelompok Kriminal
            Bersenjata (KKB). Kelompok separatis
            ini memang sejak dulu ingin merdeka.
            Apalagi, mereka juga punya kenangan
            trauma yang cukup lama di era Orde
            Baru. “Ada trauma yang dalam pada
            masyarakat Papua di era Orba tanpa
            memperhatikan HAM.  Ada 11 kali
            operasi militer yang pernah dilakukan.
            Inilah yang menimbulkan trauma
            masyarakat Papua,” kata Hasanuddin
            baru-baru ini di Jakarta. 
               Hasanuddin bercerita, ketika dirinya
            masih menjabat ajudan Presiden
            Habibie, pernah diminta untuk      Padahal, lanjut Hasanuddin,   di masa OPM, mereka yang tertangkap
            mengundang 100 tokoh Papua ke   mereka yang kebetulan tertangkap   tetap saja ingin merdeka. Mereka tidak
            Jakarta. Lalu, terjadi perdebatan dalam   selalu menyuarakan Papua merdeka.   sekadar berkelompok untuk berbuat
            pertemuan tersebut. Para tokoh Papua   Mereka tidak sekadar melakukan   jahat. Justru dimasa KKB, kelompok
            ini minta referendum, karena ada   kriminal biasa. Ada keinginan besar di   bersenjata ini semakin besar,” kilahnya.
            keinginan lepas dari NKRI. Akhirnya,   balik setiap aksi kriminalnya selama    Menurut Hasanuddin, kelompok
            ketika itu diambil kebijakan berupa   ini. Perubahan istilah OPM ke KKB   bersenjata di Papua justru semakin
            pemberian Otonomi Khusus (Otsus)   tersebut juga mengubah paradigma   bagus persenjataannya. Mereka
            bagi Papua. Lalu, digelontorkanlah   penanganan kaum separatis di Papua.   mendapatkannya dari hasil
            anggaran besar ke Papua.        Bila ada salah satu kelompok ini   selundupan atau rampasan. Kelompok
               Namun, kata politisi PDI-Perjuangan   tertangkap, mereka lalu ditahan karena   ini memiliki tiga bagian penting, yaitu
            itu, anggaran Otsus hanya dinikmati   alasan kriminalitas.      kampanye politik di dalam negeri
            kaum elit Papua. Anggaran seperti   Tampak sekali, sambung      untuk meminta dukungan ASN dan
            tak mengalir ke lapisan rakyat paling   legislator Jawa Barat IX ini, ada   TNI/Polri.
            bawah. “Masyarakat di bawah tetap   penanganan yang tidak menyentuh   Kampanye politik luar negeri yang
            sulit mendapatkan ubi jalar, sulit   akarnya. Ini bukan masalah kriminal,   menyuarakan kemerdekaan Papua
            mendapatkan akses kesehatan, dan   melainkan kedaulatan. Paradigma   kepada kedutaan-kedutaan asing.
            pendidikan juga tidak tersentuh,”   penanganannya pun harus diubah.   Dan bagian terakhir, kekuatan senjata.
            ungkapnya lebih lanjut. Ia menyesalkan   “Yang saya sesalkan, OPM berubah   “Bagaimana pun mereka adalah
            mengapa istilah OPM diubah menjadi   menjadi KKB. Ini, kan, sekadar   saudara kita. Ini tanggung jawab kita
            KKB. Dalam pandangannya KKB     kelompok kriminal. Mereka berbuat   bersama menyelesaikan masalah
            hanyalah kelompok kriminal biasa.   kriminal lalu ditahan selesai. Padahal,   Papua,” imbuh Hasanuddin.   mh/sf


            8    Nomor 1150/II/V/2021  •  Mei 2021                                                                                                                                                        Nomor 1150/II/V/2021  •  Mei 2021  9
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13