Page 8 - BULETIN 1192
P. 8
BULETIN Parlementaria
Parlemen Indonesia
BKSAP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Perjuangkan Keseimbangan
Pendidikan antara Negara Maju
dan Berkembang
akil Ketua Badan diselenggarakan di Bali ini, delegasi di sela-sela Sidang IPU ke-144, di
Kerja Sama Antar DPR RI memperjuangkan agar ada Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3).
Parlemen (BKSAP) keseimbangan sektor pendidikan Politisi Partai Amanat Nasional
W DPR RI Achmad antara negara maju dan berkembang. (PAN) ini mengungkapkan, sempat
Hafisz Tohir mengatakan, pandemi “Ini yang kita bahas, bagaimana terjadi beberapa perdebatan kecil
Covid-19 yang melanda dunia sudah menyeimbangkan antara keinginan dalam sidang IPU terkait dengan sektor
menghambat beberapa perencanaan dari negara-negara maju yang ingin pendidikan. Seperti ketersediaan guru
selama dua tahun terakhir, terutama pendidikan tetap berjalan as usual, yang harus menjangkau tempat-tempat
masalah pendidikan. Untuk itu melalui daring dan zoom. Tetapi, terpencil. Kemudian ada juga yang
pada Sidang IPU jangan sampai juga negara-negara mengusulkan kapasitas siswa dalam
ke-144 yang yang masih berkembang ini suatu ruang kelas.
juga tidak bisa mengimbangi “Nah ini yang kita challenge.
kesepakatan-kesepakatan Kita berbeda dengan negara-negara
yang dihasilkan. Ini yang kita Eropa khususnya Amerika. Mereka
pelajari dalam usulan-usulan itu satu country, satu tanah, satu
beberapa negara,” ucap kawasan. Berbeda dengan kita, kita
Hafisz kepada Parlementaria merupakan negara yang sangat
besar, archipelago, 17.000 pulau yang
tersebar, tentu sulit untuk kita lakukan,”
ungkap Anggota Komisi XI DPR RI itu.
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Meski demikian, secara effort,
Achmad Hafisz Tohir. dirinya menyampaikan bahwasanya
Foto: Andri/Prima
delegasi Parlemen Indonesia akan
mengikuti semua yang diputuskan
di Sidang IPU. “Namun kendalanya
adalah kita tidak bisa serta-merta
seperti negara mindland tersebut
yang hanya satu kawasan dan juga
mereka sudah lebih dulu membangun
infrastruktur fiber optic, juga internet
dan lain sebagainya,” tuturnya.
Ia mengakui, adanya pandemi ini
telah menggerus kekuatan ekonomi
negara-negara berkembang.
Sehingga dikhawatirkan
terjadi kemunduran terhadap
peradaban manusia modern.
“Ini yang menyedihkan,”
pungkas Hafisz. es
8 Nomor 1192/IV/III/2022 • Maret 2022