Page 10 - BULETIN 1155
P. 10

BULETIN
            BULETIN            Parlementaria

                                Komisi IV Temukan
    OMISI IV - DPR RI  Pupuk Bersubsidi di Indramayu
                    Permasalahan Penyaluran












    K
                    ejumlah petani di Kecamatan
                    Bangodua, Kabupaten
                    Indramayu, Provinsi Jawa
            S Barat, mengungkapkan
            beberapa permasalahan kepada
            Komisi IV DPR RI. Permasalahan yang
            dihadapi di antaranya kelangkaan pupuk
            bersubsidi, anjloknya harga gabah
            saat panen, hingga minimnya distribusi
            air irigasi. Khusus terkait Kartu Tani
            yang seharusnya memudahkan petani
            mendapatkan pupuk bersubsidi, Wakil
            Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi
            menilai belum terkoneksinya sistem
            data yang dibangun pemerintah dengan
            petani dan kios pupuk. 
               “Maksud saya begini, kan orang
            (petani) pegang Kartu Tani, begitu
            pegang kartu kan kayak di swalayan.
            Berarti kartu berlangganan, otomatis
            data digitalnya (seharusnya) ada donk.   Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyani saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI
                                            dengan Bupati Indramayu, perwakilan Kementan, direksi Pupuk Indonesia dan petani Indramayu. Foto: Sofyan/Nvl
            Ini kan ketika pegang Kartu Tani, data
            digitalnya nggak ada. Pertanyaannya   kerap harus diperbarui yang dinilai   “Kita mencari altenatif, ada tiga
            kartunya dapat dari mana?” kata Dedi   merepotkan petani. Komisi IV DPR RI pun   (opsi) yang kita coba lempar ke petani.
            usai memimpin pertemuan Panja Pupuk   menawarkan tiga opsi kepada petani   Pertama, apakah subsidi tetap seperti
            Bersubsidi dan Kartu Tani Komisi IV DPR   terkait subsidi pupuk. “(Salah satu opsi)   ini (petani diberikan subsidi pupuk). Ada
            RI dengan Bupati Indramayu beserta   Cabut subsidi pupuk, pemerintah beli   persoalan, utamanya penyaluran pupuk
            jajaran, Dirjen Sarana dan Prasarana   gabah dengan disubsidi,” tandas Dedi   di kios-kios. Kedua, kita tawarkan pupuk
            (PSP) Kementerian Pertanian, Direksi   menjawab opsi yang diinginkan petani.  tidak kita subsidi, tapi harga gabah yang
            Pupuk Indonesia, perwakilan Himbara    Anggota Komisi IV DPR RI Suhardi   dijamin pemerintah. Petani cenderung
            dan petani di Balai Penyuluh Pertanian   Duka menilai RDKK tidak mencerminkan   ke situ, subsidi dicabut, tapi harga saat
            (BPP) Kecamatan Bangodua, Indramayu,   kebutuhan petani, karena pemerintah   panen tetap standar. Ketiga, pupuk tidak
            Jawa Barat, Jumat (11/6).       tidak menyediakan secara menyeluruh   lagi disubsidi, tetapi subsidinya langsung
               Politisi Partai Golkar itu juga   pupuk subsidi yang dibutuhkan petani,   ke petani. Ini juga belum diterima, belum
            mengkiritisi pendataan di sistem   sehingga menyebabkan kelangkaan   dipahami. Lebih cenderung ada jaminan
            Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan   pupuk subsidi di lapangan. Selain itu,   harga saat panen,” papar Suhardi.
            Kelompok (e-RDKK) yang masih manual.   kelompok petani juga tidak menyadari   Politisi Partai Demokrat itu
            Pasalnya untuk mengakses nama   bahwa syarat untuk mendapatkan pupuk   menambahkan, permasalahan anjloknya
            salah satu petani, harus dicari satu per   subsidi bagi petani adalah bagi mereka   harga gabah saat panen itu kerap
            satu. Menurut Dedi sistem ini akan   yang memiliki luas lahan 2 hektar ke   dirasakan oleh petani-petani di Pulau
            menyulitkan petugas dan memberatkan   bawah. Menurutnya inilah yang tidak   Jawa. Menurut Suhardi hal itu terjadi
            petani. Belum lagi Kartu Tani juga   terkomunikasi dengan baik.  karena adanya hukum ekonomi.   sf


            10   Nomor 1155/III/VI/2021  •  Juni 2021
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15